Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Kamu berubah nggak sih?

Hi pembaca curhatan kalea! Kalea kadang kepikiran, apa iya aku berubah? Kalo iya, apa aja sih yang berubah? Oke kali ini aku  mau share sedikit. Kalo para vlogger pada cerita dalam bentuk video terus diupload, nah saya nulis aja yah. Nggak tau kenapa lebih nyaman nulis dari pada ngomong. Pertama kali dateng ke Korea itu di penghujung Februari, atau itung aja mulai Maret. Berarti ini udah ada tujuh bulan hampir setahun. Nah, selama beberapa bulan itu aku ngerasa mulai ada beberapa perubahan. Oke dibahas satu-satu. Hasil masak ala kadarnya :D Pertama, di sini ngerasa lebih bugar. Alasan pertama, disini makannya lebih teratur, tiga kali sehari. Sarapan, makan siang, dan makan malam selalu teratur. Cuman, hal yang nggak baik tetep ada sih. Misalnya, makan indomie lebih sering dari pada di Indo. Dulu makan indomie itu paling seminggu sekali. Ya intinya sebulan bisa dihitung lah. Lah pas disini barulah kerasa kalo indomie itu enak banget. Jadilah indomie bisa seminggu dua kali, ter

Busan Fireworks Festival (부산 불꽃축제)

Hi again! Tulisan kali ini lagi-lagi soal liburan. Bukannya karena kami punya banyak uang dan waktu luang, tapi sebenernya ini di sempet-sempetin biar tau tempat-tempat refreshing di Korea yang nggak nguras kantong. Maklum, mahasiswa harus ekstra hemat. Akhir pekan kali ini (27-28 Oktober 2018) saya dan tiga orang teman saya memutuskan untuk pergi ke Busan. Agenda utamanya yaitu nonton festival kembang api tahunan yang ada di pantai Gwangalli. Untuk menuju ke Gwangalli beach, kalian harus naik kereta menuju stasiun Busan sambung naik subway line 2 dengan tujuan Geumnyeonsan station (exit 1 dan 3) atau Gwangan station (exit 3 dan 5).  Dari exit subway kalian harus jalan sekitar sekilo untuk sampai ke bibir pantai. Mudah kan? Semalem sebelum berangkat, saya sempet di beri tips-tips oleh kak Alif yang tahun lalu juga nonton festival ini. Tips pertama, bawa bekel jajanan karena sekalinya udah nyampe di lokasi bakalan susah bergerak. Kedua, jangan lupa ke toilet dulu biar nggak ribet

Hiking Geumosan

Hai pembaca bloggerku! Ini udah beberapa bulan setelah salah satu temen saya pindah ke negara lain buat studinya. Nah, waktu itu tepat sebelum dia pergi, kami sempet nonton berita di tivi yang kebetulan waktu itu liputannya musim gugur di Korea. "Nanti kamu ke Geumosan, bagus kayak di situ (di liputan tivi)," begitu ucapnya. Yap, beberapa pekan kemudian teman-teman Indo yang ada di sini merencanakan untuk mendaki Geumosan. Geumosan artinya Geumo mountain. "San" dalam bahasa korea artinya mountain. Geumosan menjadi landmark kota Gumi, sebuah kota industri yang ada di korea. Cara sampai ke tempat ini sangatlah mudah. Bagi kalian yang posisinya sekitaran Seoul atau yang lain, kalian harus naik kereta dengan tujuan Gumi. Dari stasiun gumi, kalian bisa naik taksi ke titik awal pendakian sekitar 10 menit. Mudah kan? Tanggal 20 Oktober 2018, pagi-pagi setelah sarapan omuk di dekat stasiun Gumi, kami berkumpul di titik awal pendakian. Ada sekitar tiga pos pemberhen

One day date in Daegu with Bian

Date? Bian? Daegu? Oke, tenang...ku jelasin satu-satu... Sabtu lalu, 22 September 2018 kak Alif (masih inget kan, orang yang pernah muncul di cerita waktu di Busan) mengajak kami mahasiswa Indonesia yang ada di KIT untuk silaturahim dengan kak Syamsul, salah satu alumni KIT yang kini sedang post doctoral di DGIST (Daegu Gyeongbuk Institute of Science and Technology). Kak Syamsul juga berasal dari Indonesia. Dulu kak Syamsul menempuh S3 di KIT, lalu setelah lulus beliau beserta keluarga kecilnya pindah ke Daegu. Momen itu menjadi momen pamitan kak Alif ke kak Syamsul sebelum kak Alif berangkat ke Perancis akhir bulan ini.  Liat apa sih Bi? Ini kali kedua bagi saya untuk ketemu dengan kak Syamsul dan keluarga kecilnya, setelah pertama kali waktu itu di Busan. Kak Syamsul dan istrinya yang juga alumni KIT, telah dikaruniai malaikat kecil yang lucu yang diberi nama Bian. Kini usianya baru sekitar satu setengah tahun dan sedang senang-senangnya jalan ataupun kunyah-kunyah makana

General Meeting and Seminar di Kedubes Indonesia

Pernah nggak sih tetiba berasa dapet rejeki nomplok? Ya bukan berarti dapet uang segepok gitu, tapi ini lebih ke suatu pengalaman cukup menyenangkan atau berharga. Oke, kira-kira gitu lah. Sekitar sebulan lalu, tetiba mba Rahma meminta saya untuk membantunya berpartisipasi sebagai panitia General Meeting and Seminar (GMS) yang akan diselenggarakan di Kedubes Indonesia. Mba rahma bergabung dengan PPI Korea dan kebetulan memang beliau menjadi ketua panitia dari kegiatan tersebut. Saya diminta membantu menjadi notulen di kegiatan tersebut. Sempat berpikir, apakah saya mampu. Tapi kemudian saya mencoba meng-iyakan. Harapannya ada pengalaman baru yang saya dapatkan atau ada pembelajaran baru yang bisa bermanfaat. Tanggal 8 September 2018, menjadi hari yang penting bagi kami karena di hari itulah GMS diselenggarakan. Pembicara utama yang diundang yaitu Menteri Perindustrian RI, Bapak Airlangga Hartarto. Bagi saya ini wow sih. Maklum, kayaknya saya belum pernah ketemu dengan pejabat nega

Trip to Andong (Hahoe Village)

Summer telah tiba… eh, sebenarnya sudah lewat sih cuma ya baru sempat ditulis aja ceritanya. Hehehe...   Di museum  Oke, summer tahun ini mendadak ada short trip. Sore itu sepulang dari lab, Laily, mengutarakan idenya untuk melakukan short trip ke Hahoe Village di akhir pekan. Dengan semangat 45 ia mempromosikan Hahoe Village di depan saya dan teman-teman. Karena penasaran, akhirnya kamipun mengiyakan. Tapi ternyataaaa…trip ke Hahoe Village adalah bagian dari rencana tersembunyinya untuk menonton summer concert di stadion dekat stasiun Andong. OMG Baiklah, hari yang dinantikan tiba. Kami berangkat ke Andong pagi-pagi dengan menggunakan bus. Perjalanan kami semakin menjauh dari keramaian kota, lalu memasuki area pedesaan. Khas country side. Sawah di kanan kiri, mirip pedesaan di Indonesia. Bedanya, ya mungkin karena jalannya beraspal mulus. Jalannya cukup berkelak-kelok hingga beberapa kami mulai merasa mual. Setelah menempuh perjalanan sekitar dua jam, kami sampa

SISF (Sungkyun International Solar Forum)

Haiii… kali ini saya akan bercerita hal yang lebih akademis… hehehehe   Tahun ini menjadi tahun pertama bagi saya untuk berpartisipasi menjadi peserta di gelaran pertemuan para ilmuan di bidang solar cell yang bernama SISF (Sungkyun International Solar Forum). Pertemuan tersebut menjadi agenda rutin dari Sungkyunkwan University dan tahun ini sudah memasuki tahun ke tujuh. Tema tahun ini adalah "Halide Perovskites: Photovoltaic and Beyond." Ada banyak ilmuwan yang menjadi pembicara dalam forum tersebut, seperti Michael Gratzel, Atsushi Wakamiya, Jinsong Huang, Michael Saliba, Kai Zhu, Ki Tae Nam, Nam Gyu Park, dan masih banyak lagi.  Eksis dikit SISF di selenggarakan selama tiga hari mulai dari tanggal 27 Juni 2018 hingga 29 Juni 2018 bertempat di gedung 600th Anniversary Hall Sungkyunkwan University, Seoul Korea. Di hari pertama, forum diawali dengan technial course dari Jin Young Kim. Sayangnya technical course ini disampaikan dalam bahasa pengantar korea, sehin

Puasa di Korea?

Ramadhan udah lewat... :(( tapi tulisan ini baru di posting :(( Oke, tak masalah. Semoga ini jadi gambaran bagi teman-teman yang tahun depan mau puasa di Korea atau yang penasaran gimana rasanya puasa di Korea. Yap, ini pertama kalinya saya puasa di negeri orang, yang mana orang-orang umumnya nggak puasa dan aktivitas tetep jalan seperti biasa, nggak ada spesial-spesialnya. Banyak yang nanya gimana sih rasanya puasa di sana? berapa jam? dan masih banyak lagi yang nanya seputar puasa di Korea. Sebenernya ini udah kali keberapa (nggak keitung) saya puasa jauh dari orang tua (maksudnya nggak di rumah gitu). Ya semenjak saya  move out dari rumah buat sekolah, puasa jauh dari keluarga itu udah jadi hal yang biasa. Nah, tapi yang berbeda kali ini adalah di lingkungan yang emang bener-bener beda dari tahun-tahun sebelumnya. Seperti yang teman-teman ketahui , di Korea memang banyak yang nggak beragama, jadi ya puasa menjadi tantangan tersendiri. Buka bersama di dapur Berapa jam pua

One day in Busan- Perpikalympic 2018

Hai semua, Sudah lama tak menulis, mungkin satu semester. Sibuk? Ya sebenarnya sibuk dalam urusan 'kuliah' sudah jadi hal yang wajar. Tapi sebenarnya ada juga kok waktu santai. Selama beberapa bulan di Korea ini ada beberapa tempat yang sudah ku kunjungi di luar area Gumi, salah satunya Busan. Waktu itu tanggal 5 Mei 2018, teman-teman dari Perpika atau PPI Korea mengadakan suatu event pertandingan olahraga yang diselenggarakan di PKNU (Pukyong National University) Busan. Beberapa cabang olahraga yang di pertandingan yaitu futsal, basket, dan badminton. Bagi saya ini sebuah event yang menarik. Pertama, kesempatan untuk bertemu dengan para mahasiswa Indonesia yang selain di wilayah Gumi. Kedua, ajang jalan-jalan (biar nggak cupu karena di lab terus). Ketiga, supaya ada motivasi olahraga. Sebenarnya saya termasauk orang yang malas olahraga, kecuali angka di timbangan udah mulai naik barulah bingung lalu terpaksa olahraga. Hehehe... Dari cabang olahraga yang ada, satu-satunya

Rasanya Kuliah di Korea? (Part 2, Belajarlah!)

Selamat datang bagi kalian yang baru pertama kali singgah di blog saya. Halo... Lanjut ke part 2 ya... bagi yang belum baca part 1 dan cerita-cerita lain, silakan habis ini lanjut ke tulisan-tulisan itu. :)) Nah di part ini saya akan lebih membahas yang kaitannya dengan kuliah atau hal akademik. Pas awal-awal kuliah di sini, tips mudahnya adalah akrabkan diri dengan mahasiswa Indonesia yang ada di sini, room-mate, dorm-mate, dan labmate. Why? Kalian akan membutuhkan banyak bantuan dari mereka, percayalah! Orientasi kampus Hari pertama kuliah, tentu saja isinya orientasi dari kampus. Orientasi seputar gambaran kehidupan kampus, manner, dan kebijakan-kebijakan yang ada di kampus maupun di Korea secara umum. Awal-awal di kampus, jangan biarkan dirimu terkurung di kamar asrama, keluarlah! Lihat-lihat suasana kampus, gedung-gedung kampus, dan tentu saja tempat-tempat di sekitar kampus. Hafalkan letak tempat-tempat penting di kampus, misalnya ruang lab, international office, stu

Rasanya Kuliah di Korea? (Part 1, Berdamailah!)

Hi para gabuterss.... Tak terasa sudah lebih dari dua minggu saya hidup di negeri orang, alias di Korea sebagai mahasiswa KIT. Banyak yang tanya, gimana rasanya hidup sebagai mahasiswa di Korea, gimana kehidupan mahasiswa di kampus sini, dll yang inti pertanyaannya sebenarnya sama aja. Hehehe... Baiklah, dari pada jawab satu-satu lebih baik saya tulis saja di sini ya, tapi akan saya bagi jadi dua part supaya tidak terlalu panjang. :)) Awal-awal hidup di sini, perbedaan yang paling kerasa yaitu cuaca. Kebetulan ini masih winter, jadi ya dingin. Suhu bisa berkisar 0-20 an derajat celcius. Kemarin sempat turun salju, jadi suhu mungkin  bisa minus. Kalau dingin, gigi bisa bergetar sendiri, tangan terasa kebas dan beku saking dinginnya. Meskipun salju hujan lebat, kuliah tetap jalan seolah tidak terjadi apa-apa. Paling professor lebih pengertian aja kalau kami terlambat masuk lab, karena salju sedang lebat. Tapi selain itu, jadwal tetap berjalan seperti biasa. Kalaupun ada kelas di ma

Study Abroad? (Part 3, Welcome to Korea)

Hai lagi... Sekalian deh ya mumpung saya masih longgar (besok sudah mulai ketemu prof dan ngelab, jadi sepertinya ke depan bakal agak susah ngeblog) jadi sekalian aja part 3 nya yaa... semoga pada enggak capek bacanya.. hehehe... Setelah berkas di submit ke admission, saatnya menunggu hasil. Deg-degan pasti iya, tapi tetep optimis karena prof sudah oke. Setelah setelah lama menunggu akhirnya pengumuman tiba. Saatnya mengurus visa. Sebelum urus visa, langsung urus dulu sertifikat bebas TB. (Baca postingan sebelumnya ya buat bebas TB dan visanya :D). Setelah keduanya sudah ditangan, langsung saja beli tiket. Nah, ini kesalahan fatalku waktu itu. Belilah tiket sekaligus bagasinya. Bodohnya diriku ini, beli tiket yang tak ada bagasinya. Alhasil bayar bagasi saja lebih dari empat juta (>.<). Serius itu sedih banget... Alhasil setelah di korea jadi harus ekstra hemat. Baiklah, itu sisi buruknya. Kita pindah aja ke sisi yang oke-oke saja ya... Hari itu tanggal 27 Februari 2018

Study Abroad? (Part 2, The Consequence of Yes)

Yohowww.... Lanjut yuk ke part 2... Maaf lama update dari part 1. Hehehehe... Semoga kalian enggak bosen ya... Banyak yang tanya, gimana sih caranya bisa sampe sekolah di Korea? Yap, bakal kuceritakan. Di part satu, intinya saya dapat email dari professor yang intinya menerimaku sebagai mahasiswanya dan sebagai member di laboratoriumnya. So, konsekuensinya apa? Screenshoot application form Hari itu setelah dapat email dari Prof, langsung saya urus admissionnya alias pendaftaran masuk ke universitasnya. Waktunya sangat mepet, karena saya hanya punya satu hari saat itu. Siang dapat email dari prof pas di kantor, sorenya pulang dari kantor langsung berangkat ke kampus untuk urus berkas. Deadline pukul 5pm Korea, atau 3pm Indonesia. Oke, berarti saya punya waktu kurang dari 24 jam.  Sampai di kampus udah malem, ketemu sama junior (Hai Egy, Febri, dan para junior di SIM thanks for everything) buat dibantuin beberapa hal. Udah malem akhirnya balik ke kosan lama buat num

Bagaimana Mengurus Visa Pelajar Korea (D-2 Visa)?

Hai hai.... Masih seputar persiapan sebelum berangkat ke Korea. Step paling inti selanjutnya yaitu membuat visa. Well, apa saja yang dibutuhkan dan bagaimana prosesnya? Yuk disimak :) 1. Siapkan berkas-berkas berikut: a. Formulir plus foto ukuran 3,5 cm x 4,5 cm background putih 80% wajah (ditempel di formulir) b. Paspor asli dan fotokopi identitas paspor beserta halaman cap negara-negara yang sudah dikunjungi beserta visanya (negara Amerika dan OECD jika ada) c.  Certificate of Admission atau surat penerimaan resmi dari kampus, Letter of Acceptance d. Certificate of Scholarship (ini penting banget, karena ini yang akan menggantikan rekening koran orang tua) e. Fotokopi Kartu Keluarga Visa D23 ...siap2 ganti visa D24 :) f.  Certificate of Health plus hasil tes TB dari rumah sakit, g. Uang sebanyak Rp816.000,00. Untuk lebih jelasnya coba lihat disini . 2. Datang ke kedubes korea Datanglah lebih awal. Pengajuan visa akan dilayani pada hari Senin-Jumat pukul 09.00-11

Mengurus Bebas TB di Rumah Sakit Premier Surabaya

Hi everyone... Postingan kali ini pasti berguna banget bagi kalian yang ingin mengurus visa ke Korea. Yap, jika kalian akan stay di Korea lebih dari 91 hari, maka salah satu persyaratan membuat visa Korea yaitu surat keterangan bebas TB yang dikeluarkan oleh rumah sakit yang sudah disetujui oleh pihak kedubes Korea. Coba cek informasinya disini yaa ... Sebenarnya rumah sakit terdekat dari tempat tinggal yaitu RS Sardjito yang ada di Jogja, akan tetapi untuk tes bebas TB di rumah sakit ini bisa menghabiskan waktu selama satu hingga dua minggu dengan biaya lebih dari satu juta. Saran bagi kalian yang ingin cepat mendapatkan surat bebas TB, bisa ke rumah sakit premier yang ada di Surabaya . No promosi yaaa...karena setiap rumah sakit beda kebijakan, jadi tes yang diberlakukan juga beda-beda. Misalnya, di RS Sardjito ada tes dahak, rontgent, dan satu lagi tes (maaf namanya lupa). Nah, kalau di RS Soetomo ada tes urin dan rontgent. Beda lagi dengan premier yang hanya tes kondisi fisik d