Langsung ke konten utama

Hiking Geumosan

Hai pembaca bloggerku!

Ini udah beberapa bulan setelah salah satu temen saya pindah ke negara lain buat studinya. Nah, waktu itu tepat sebelum dia pergi, kami sempet nonton berita di tivi yang kebetulan waktu itu liputannya musim gugur di Korea. "Nanti kamu ke Geumosan, bagus kayak di situ (di liputan tivi)," begitu ucapnya.

Yap, beberapa pekan kemudian teman-teman Indo yang ada di sini merencanakan untuk mendaki Geumosan. Geumosan artinya Geumo mountain. "San" dalam bahasa korea artinya mountain. Geumosan menjadi landmark kota Gumi, sebuah kota industri yang ada di korea. Cara sampai ke tempat ini sangatlah mudah. Bagi kalian yang posisinya sekitaran Seoul atau yang lain, kalian harus naik kereta dengan tujuan Gumi. Dari stasiun gumi, kalian bisa naik taksi ke titik awal pendakian sekitar 10 menit. Mudah kan?


Tanggal 20 Oktober 2018, pagi-pagi setelah sarapan omuk di dekat stasiun Gumi, kami berkumpul di titik awal pendakian. Ada sekitar tiga pos pemberhentian sebelum sampai puncak, yaitu air terjun, kuil, dan puncak bayangan. Perjalanan hingga puncak akan memakan waktu sekitar tiga hingga empat jam, tergantung kecepatan jalan dan waktu istirahat.

Dari titik awal ke pos pertama yaitu air terjun, beberapa dari kami sudah keringetan, ngos-ngosan, dan muka mulai pucet. Iya sebenarnya wajar sih, kami jarang berolahgara. Sehari-hari kami biasa duduk di depan komputer, jadinya cuma jari-jari aja yang olahraga. Hehehe...
Jalanan dari titik awal sampai air terjun di dominasi oleh anak tangga dan jalan setapak yang dipenuhi batu-batu kecil. Cukup mudah untuk pemula. Oh ya, tak hanya anak muda yang mendaki gunung ini, tetapi juga anak-anak kisaraan umur enam tahunan sampai kakek-nenek yang usianya mungkin sudah enam puluhan lebih.

Pemandangan di Geumosan ini tak diragukan lagi. Air terjun yang dingin, pepohonan yang hijau, dan udara yang bersih sangatlah bagus untuk relaksasi. Tips untuk mendaki Geumosan yaitu pilihlah waktu musim semi atau musim gugur, sehingga suasana tidak terlalu panas ataupun dingin. Pakailah juga sepatu yang nyaman, karena semakin naik jalanan semakin terjal dan sulit. Plus jangan lupa bawa perbekalan yang cukup seperti air minum dan camilan yang manis. Tak usah khawatir soal toilet, karena fasilitas toilet cukup banyak.

Sebenarnya beberapa kali kami ingin menyerah, terutama setelah pos ke dua ke pos ketiga. Tetapi setelah pos ketiga (puncak bayangan), pemandangan yang ada semakin bagus. Tak hanya pohon yang daunnya masih hijau, tetapi kali ini pohon mapple cukup mendominasi. Kombinasi warna kuning, oranye,dan beberapa juga ada yang merah bener-bener bagus. Jadi inget liputan di tivi yang sempet kami tonton beberapa waktu sebelumnya. :)

Mau nyerah tapi nanggung, jadilah kami yang udah pucet ini masih lanjutin sampai puncak. Tepat tengah hari kami sampai di puncak. Bagi saya ini big achievement banget lah, karena ini pertama kalinya bagi saya naik gunung sampai puncak. Ya meskipun ketinggiannya sekitar 900 mdpl, atau tak setinggi gunung-gunung di Indo, tapi ada rasa puas yang didapat.

Ada hal yang menarik di area sekitaran puncak. Sebuah kuil berdiri kokoh, dengan suasananya yang damai. Banyak orang yang mampir untuk berdoa, atau sekedar foto-foto, karena view di sini sangat bagus. Tapi untuk menuju kuil ini ada banyak anak tangga yang harus di lalui, jadi makin pegel ini kaki. Hehehe...


Setelah ishoma di puncak plus keliling area puncak, kami memutuskan untuk turun. Kami harus bergerak lebih cepat, sebab jika kami lambat maka kami akan sampai di titik awal malam hari. Benar saja, kami yang sudah merasa kelelahan, beberapa kali harus berhenti. Kalau di bandingkan naik, jalan turun gunung sebenarnya lebih mudah, hanya saja harus ekstra hati-hati karena resiko terpeleset semakin besar.

Singkat cerita, kami akhirnya sampai titik awal dengan gembira. Yeeeyyy.... Akhir pekan yang menyenangkan. Meski di satu sisi pasti besok kaki kami pegal-pegal. Hahaha...

Tertarik untuk mendaki Geumosan? :)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bis...

Rovaniemi Trip

Hi, winter is coming!!! Here in Lappeenranta is super cold already, even since yesterday the snow keeps coming.  Okay, kali ini saya mau berbagi soal pengalaman liburan ke Rovaniemi, Lapland.  Liburan kali ini bisa dibilang bukan liburan yang sebenarnya, ya karena emang cuma ambil waktu pas weekend yang super mepet. Kalau ditanya kenapa masih maksain pergi kesana, ya karena mumpung ada temennya. Hahahaha... Perjalan dari Lappeenranta ke Rovaniemi cukup jauh dan lama. Butuh lebih dari 12 jam untuk sampai ke sana dengan naik kereta. Saya pergi dari Lappeenranta hari Jumat sore dan sampai di Rovaniemi keesokan harinya. Tujuan utama ke Rovaniemi yaitu ke Santa Claus Village. Yey!! Saya bersama enam orang lainnya berkeliling di desa Santa Claus selama sehari penuh. Dari pagi kami sekitar setengah sepuluh, kami sudah mulai mengeksplor tempat-tempat yang super cantik dan instagramable. Ada banyak hiburan yang ditawarkan di tempat ini, mulai dari aneka souvenir shops, santa claus post...

Tinggal di asrama bareng warga asing, why not?

Hai hai... Udah nggak kerasa dua tahunan ini saya menjadi warga dormitory alias asrama. Dalam kurun waktu tersebut, rasanya udah nggak keitung berapa kali pindah kamar. Memang, pihak asrama meroling atau mewajibkan pindah kamar setiap satu semester sekitar dua sampai 3 kali. Hm, ribet juga sih sebenernya pindah-pindah terus, tapi ada sisi postifnya juga. Setiap kali pindah, kamar akan dibersihkan, jadi bisa dibilang kamar nggak bakal kotor parah atau sampai jadi mirip kandang ayam. Hihihi... Oke, saya mulai cerita dari kondisi dormnya dulu. Ada dua pilihan, satu kamar dua orang atau satu kamar empat orang. Saya pribadi tinggal di dorm yang sekamar empat orang. Selain lebih murah, bangunannya juga paling dekat dengan lab. Ukuran kamarnya nggak terlalu besar sih, cuma ya cukup lah buat empat orang. Setiap orang dapat fasilitas kasur (bunk bed), meja belajar beserta kursinya, lemari, baju, dan lemari sepatu. Di setiap kamar ada kamar mandi juga, jadi lumayan oke lah dari segi fas...