Langsung ke konten utama

Masih Soal Faktor Luck

PART 2# KETIDAKBERUNTUNGAN

Next, soal ketidakberuntungan. Bisa dibilang semester ini menjadi semester kelabu bagi saya. Beberapa kali saya mengikuti lomba karya tulis ilmiah baik tingkat provinsi maupun nasional, tak ada yang menang satupun. Bahkan untuk yan tingkat nasionanal, lolospun tidak. Entah sudah berapa karya yang saya buat dan berapa ratus ribu saya habiskan, tapi belum juga menampakkan hasilnya. Mungkin saya perlu banyak belajar lagi soal ini. Tapi entah mengapa diakhir semester ini saya justru bosan dengan hal itu, karena beberapa bulan ini, memang lomba karya tulis sedang menjamur. Hampir tiap pekan pasti ada dan itu tak hanya satu universitas yang menyelenggarakan, tapi banyak.

Lanjut dari segi akademik, saya gagal di dua mata kuliah yaitu listrik magnet dan statistika. Untuk mata kuliah listrik magnet, saya akui memang sulit dan wajar jika mendapat C karena hampir semua mahasiswa mendapat nilai yang sama. Dosen sudah memberikan kesempatan kepada kami untuk mengulang ujian jika memang tak puas dengan hasilnya. Oke, saya terima. Tapi, keanehan justru terjadi pada mata kuliah statistika.

Entahlah, saya juga tak mengerti bagaimana dosen memberikan penilaian kepada mahasiswa. Tapi jujur saya merasa ada dari salah satu dosen pengampu statistika yang memang tak adil dan kurang transparan dalam memberikan penilaian. Yah, seperti ada yang disembunyikan dan jelas sangat aneh. Bagaimana tidak, saya sudah mengerjakan segala tugas, ujian, revisi, presentasi dan datang kuliah tanpa mbolos, tapi masih diberi nilai buruk, padahal, teman-teman yang lain mendapat nilai baik. Dan yang ter-aneh dari yang paling aneh adalah ketika ujian ke tiga, kami semua diberi tugas kelompok, berupa take home. Tiap kelompok terdiri dari tiga anak. Kami pun mengerjakan secara kelompok. Setelah itu, saya mengirim tugas itu melalui email kepada dosen. Secara logika, nilai akan dibagi sama rata tiap anggota kelompok, karena memang tidak ada faktor lain (misalnya presentasi tugas). Tapi kenapa, dua orang teman saya mendapat nilai 80 sedangkan saya 60? Aneh bukan? Dan parahnya, semua nilai dari ujian pertama sampai keempat, tak pernah diberitahukan kepada kami. Tiba-tiba saja diakhir semester muncul di portal nilai. Oh my God,it’s so scared. Saya pun menanyakan alasannya langsung kepada dosen itu. Tapi apa nyatanya, beliau justru memberikan jawaban yang sangat mengecewakan. Terkesan menutupi kekeliruannya dan parahnya lagi tak mau merevisi itu nilai. Lebih menakutkannya, jika saya tak terima dengan nilai itu, beliau justru mengultimatum bahwa nilai saya akan dihapus semua. Hoho,beginikah kinerja seorang dosen? Bijakkah?

Finally, mungkin memang benar adanya faktor luck itu. Sebesar apapun usaha kita, tapi jika memang luck itu belum ada, apa hendak dikata. Hanya Allah yang tahu karena segala yang terjadi pastilah kehendak-Nya. Sebagai hamba-Nya tugas kita hanyalah mencoba, berusaha, berdoa dan tak lupa bersabar. “Berproses itu butuh kesabaran”, kalimat  itu yang saya selalu ingat.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Finally, LUT chose me🚀

Hai hai... Tak terasa saya sudah tinggal sekitar enam bulan di Bali. Tentu saja ini hal yang saya sangat syukuri, punya kesempatan tinggal di salah satu destinasi wisata impian sejuta umat. Sunset di pantai Bali memang sungguh cantik. Ditambah lagi dengan debur ombak yang cukup kuat di daerah pesisir barat memang jadi daya tarik bagi para surfer.  Well, I want to share some great news! Finally, I am accepted at Lappeenranta-Lahti University of Technology (LUT) Finland! Yey!!!😍 Sebenarnya penguman penerimaan ini sudah saya terima sejak sebulan lalu. Perjalanan menemukan tempat belajar memang tidak mudah. Apalagi sebelumnya saya juga masih galau memikirkan apa yang saya suka, apa yang saya inginkan, dan akan seperti apa di masa depan. Setelah bekerja beberapa bulan di manufaktur, saya merasakan sedikit monoton. Meskipun ada tantangan-tantangan baru yang dihadapi baik dengan pekerjaan itu sendiri dan orang-orang sekitar, tapi ada satu hal yang sepertinya terasa beda. Kebahagiaan yang say

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bisa li

Assalamualaikum Lappeenranta!

Halo-halo... Setelah beberapa bulan off dari blog akhirnya balik lagi. Dalam beberapa bulan terakhir emang lagi sibuk-sibuknya urus ini itu dan segala perintilan persiapan studi lanjut di Finlandia. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya dari Indonesia ke kota Lappeenranta di Finlandia tempat saya akan belajar dalam beberapa tahun ke depan. Setelah resign dari kantor di Bali, akhirnya saya pulang ke rumah orang tua. Sekitar tiga minggu akhirnya waktu itu saya gunakan untuk berkunjung ke beberapa lokasi sekitar Wonogiri, termasuk Solo, Sragen, dan tentu saja Jogja. Tidak hanya sekedar plesir, tapi saya benar-benar berusaha menggunakan waktu yang saya miliki untuk bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Ditambah lagi senang sekali bisa bersilaturahmi ke kampus tercinta. Setiap sebelum pergi studi lanjut, saya selalu re-charge kembali ke kampus saat S1 demi mendengarkan wejangan ataupun cerita-cerita seru dari dosen-dosen di Pendidikan Fisika.  Waktu yang dinanti tiba.