Langsung ke konten utama

Bukan Malam Mingguan

Rencana dadakan itu terkadang justru berhasil dari pada sudah direncanakan jauh-jauh hari tapi akhirnya batal. -29 Desember 2013.

Yah, sore itu seorang kawan SIM mengajak untuk pergi bareng ke sekaten, sebuah acara pesta rakyat tahunan yang diselenggarakan oleh pihak keraton. Tak disangka, beberapa kawan setuju dan akhirnya pukul 18.30 kami berkumpul di gerbang belakang kampus dan kemudian menuju TKP.

Suasana malam cukup cerah, tak ada hujan, menjadikan alun-alun kraton dipadati ribuan orang yang ingin menikmati berbagai wahana yang ada di Sekaten, seperti permainan ombak banyu, kora-kora, rumah hantu, tong setan, bianglala, kereta kelinci, komidi putar, dan masih banyak lagi. Intinya adalah pasar malem.

Entah ini kali keberapa saya ke Sekaten, tapi yang jelas, ini kali pertama saya setelah beberapa tahun yang lalu (ketika TK mungkin terakhir kali). Nampaknya tak banyak yang berubah. Kerajinan khas dari tanah seperti celengan, alat-alat masak untuk anak-anak, dan aneka permainan tradisional masih bisa ditemui. Kapal-kapalan dengan bahan bakar minyak goreng pada kapas mengingatkan saya akan masa kecil dulu. Hiks, (berasa tua)
Wahana pertama yang dipilih kawan-kawan saya yaitu ombak banyu. Untuk wahana ini, saya angkat tangan deh. Takut mabok setelah turun dari wahana. Alhasil, saya diam menunggu mereka sambil mengamati suasana sekitar.

Selesai wahana pertama, kami berpindah ke wahana rumah hantu. Sebenarnya saya juga ogah masuk ke wahana itu, tapi penasaran juga. Karena semua membujuk, akhirnya saya mengiyakan. Deg-degan, takut, itu pasti. Kami berjalan satu-satu membentuk barisan seperti kereta. Kupegang erat-erat baju kawanku yang berjalan didepanku. Memasuki rumah hantu, bukan penasaran lagi yang kurasakan, tapi takut. Kupejamkan mata dari awal hingga akhir sambil berteriak ketakutan. Tak berani aku membuka mata, sedikit pun. Harapanku satu-satunya, yaitu keluar dari lorong-lorong itu. Huah....kalau dipikir-pikir, rugi juga sih, bayar Rp 6000,00 tapi nggak tau isinya rumah hantu apa. Hehe, Cuma numpang lewat dan teriak-teriak aja.

Beralih ke wahana selanjutnya yaitu bianglala. Wahana yang satu ini menurut saya cukup ngeri juga. Ketika sangkar yang aku tumpangi berada di posisi paling atas, kulihat suasana sekaten dengan jelas. Warna warni lampu menerangi seluruh wilayah alun-alun. Hatiku berdesir ketika posisi sangkar berputar tapi arah ke bawah. Tapi kali ini tak ada teriakan, saya mencoba untuk stay cool. J

Puas berkeliling sekaten membuat kami lapar. Sebelum kembai ke kos, kami beramai-ramai menuju salah satu angkringan modern, yaitu tiga cerek, yang berada di daerah Ngarsopuro, samping resto Omah Sinten. Nongkrong disini rupanya bisa menumbuhkan ide bisnis serta rancangan kerajinan kreatif. Suasananya cukup nyaman, dari segi lampu yang redup, membuat kita betah berlama-lama disini. Menu makan yang unik, menggoda kami untuk mencicipi beberapa menu sekaligus. Alunan lagu-lagu indo maupun barat semakin menambah kenyamanan. Intinya tempat ini cozy banget.



Ternyata di malam hari, Solo menyimpan beberapa sisi yang indah dan menarik untuk kita kunjungi. Tapi, untuk kelas dan level mahasiswa, mungkin aktivitas seperti ini boleh dilakukan sesekali saja dan beramai-ramai, mengingat dari segi budget, rupanya cukup menguras kantong juga. Dan dari segi keamanan saat keluar malam, lebih baik beramai-ramai terutama saat melewati jalan pulang yang sepi. Selain itu, hal yang penting dilakukan saat dikeramaian seperti Sekaten, yakni menggendong ransel atau tas ditaruh di depan badan kita, demi keamanan barang-barang kita. Dan ingat, jangan pulang larut malam ya, berbahaya, terutama bagi perempuan.


Finally, meski bukan malam minggu, tapi jalan-jalan kali ini berasa seperti malam minggu. Hehehe...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bis...

Merawat luka 💔

Hai semua! Pernah ga sih kalian merasa sad, heartbreak, disappointed, atau perasaan yang senada? If yes, kamu nggak sendirian. Seriously! Sebagai manusia normal yang punya perasaan, tentu pernah dong. Apalagi buat teman-teman yang punya hati sangat lembut atau perasa, maka perasaan-perasaan itu terasa lebih vivid. It is okay not to be okay, you can be sad, heartbreak, and disappointed. Nah tapi yang perlu digaris bawahi di sini adalah, how to navigate those feelings? Gimana cara merawat hati yang terluka? Kali ini aku akan berbagi sedikit tentang bagaimana aku berdamai dengan luka tersebut dan bagaimana aku berjuang untuk sembuh. Yang namanya luka, sakit, ya berarti butuh obat. It might take some times, but that's fine. Kita bisa ambil baby steps, dikit-dikit aja asal progress. Semua demi kesehatan jiwa dan raga. Bukan begitu? Beberapa poin ini bisa teman-teman coba, bagitu juga ini jadi reminder buat aku pribadi. Simak ya: 1. Take a break to breath Yes! Bernapas. Kalau lagi kena a...

Assalamualaikum Lappeenranta!

Halo-halo... Setelah beberapa bulan off dari blog akhirnya balik lagi. Dalam beberapa bulan terakhir emang lagi sibuk-sibuknya urus ini itu dan segala perintilan persiapan studi lanjut di Finlandia. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya dari Indonesia ke kota Lappeenranta di Finlandia tempat saya akan belajar dalam beberapa tahun ke depan. Setelah resign dari kantor di Bali, akhirnya saya pulang ke rumah orang tua. Sekitar tiga minggu akhirnya waktu itu saya gunakan untuk berkunjung ke beberapa lokasi sekitar Wonogiri, termasuk Solo, Sragen, dan tentu saja Jogja. Tidak hanya sekedar plesir, tapi saya benar-benar berusaha menggunakan waktu yang saya miliki untuk bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Ditambah lagi senang sekali bisa bersilaturahmi ke kampus tercinta. Setiap sebelum pergi studi lanjut, saya selalu re-charge kembali ke kampus saat S1 demi mendengarkan wejangan ataupun cerita-cerita seru dari dosen-dosen di Pendidikan Fisika.  Waktu yang dinanti ti...