Langsung ke konten utama

General Meeting and Seminar di Kedubes Indonesia

Pernah nggak sih tetiba berasa dapet rejeki nomplok? Ya bukan berarti dapet uang segepok gitu, tapi ini lebih ke suatu pengalaman cukup menyenangkan atau berharga.

Oke, kira-kira gitu lah. Sekitar sebulan lalu, tetiba mba Rahma meminta saya untuk membantunya berpartisipasi sebagai panitia General Meeting and Seminar (GMS) yang akan diselenggarakan di Kedubes Indonesia. Mba rahma bergabung dengan PPI Korea dan kebetulan memang beliau menjadi ketua panitia dari kegiatan tersebut. Saya diminta membantu menjadi notulen di kegiatan tersebut. Sempat berpikir, apakah saya mampu. Tapi kemudian saya mencoba meng-iyakan. Harapannya ada pengalaman baru yang saya dapatkan atau ada pembelajaran baru yang bisa bermanfaat.


Tanggal 8 September 2018, menjadi hari yang penting bagi kami karena di hari itulah GMS diselenggarakan. Pembicara utama yang diundang yaitu Menteri Perindustrian RI, Bapak Airlangga Hartarto. Bagi saya ini wow sih. Maklum, kayaknya saya belum pernah ketemu dengan pejabat negara sekelas Menteri selama di Korea. Hehehe...

Sedari H-1 malam hari kami seluruh panitia yang jumlahnya nggak ada 10 orang melakukan briefing "the real" tatap muka (sebelumnya sama sekali nggak pernah ketemu tatap muka panitia secara lengkap). Selanjutnya pagi hari di hari H nya, setelah sarapan kami mulai bergerak. Sebagian kami berbelanja beberapa property yang dibutuhkan, menyiapkan snack dan souvenir, menata ruangan, dan sebagainya. Jumlah panitia yang sedikit bukan menjadi penghalang karena justru di situlah semua orang bekerja secara maksimal, saling membantu, saling melengkapi satu sama lain. Saat itu saya mereasa kebiasaan kerja di organisasi semasa S1 rupanya sangat bermanfaat.

Menurut run down, acara dimulai pukul 17.00. Sebelum dimulai kami melakukan simulasi alias latihan serta memastikan semua sudah settle down perfectly. Para peserta mulai berdatangan dan memenuhi ruangan. Ada sekitar 50-an orang peserta yang hadir. Peserta umumnya mahasiswa yang kuliah di sekitar Seoul maupun para dosen di Indonesia yang kebetulan sedang short course di Korea. Semua terlihat rapi dan terlihat bukan sembarang orang. Ceilee….wkwkwk
Pukul 17 lebih beberapa menit, pak Menteri mulai memasuki ruangan. Seluruh hadirin tampak berbahagia dan tidak sabar mendengar paparan dari bapak Menteri. Selepas sambutan dari ketua PPI Korea, bapak Menteri pun mulai memberikan kuliah umumnya tentang Industry 4.0 atau industry di era digital ini. Bagi saya yang sangat awam dengan topik kuliah yang disampaikan tetap bisa menikmati dan menyerap informasi penting mengenai perkembagan industry saat ini. Sekitar 30 menit pak Menteri melakukan presentasi, beberapa pertanyaan mulai muncul dari peserta. Sebenarnya para peserta sangat antusias untuk bertanya, tetapi sayang kami panitia hanya memberi kesempatan kepada tiga penanya saja. Pak Menteri pun dengan senang hati menjawab pertanyaan dari peserta dan memaparkan penjelasannya secara gamblang. Tak terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 19.00 yang berarti sudah dipenghujung acara. Tepuk riuh peserta dan foto bersama dengan pak Menteri menjadi penutup event sore itu. Oh ya, di event ini tak hanya pak Menteri, tetapi juga ada juga ada Bapak Kedubes Indonesia di Korea dan bapak-bapak direktur (saya lupa direktur apa aja. Tapi intinya punya peranan penting di bidang ekonomi).


Seluruh peserta sudah meninggalkan venue. Itu saatnya kami berberes ruang dan melakukan briefing lagi. Kami bersyukur karena acara dapat berjalan dengan lancar. Sungguh pengalaman yang berkesan bagi saya. Selain mendapat wawasan baru saya juga berkesempatan untuk bertemu dan mengenal orang-orang penting di PPI Korea yang tentu dari mereka saya juga belajar sesuatu. Alhamdulillah...

Terimakasih buat mba Rahma yang sudah memberi kepercayaan untuk gabung di event ini.
Hm..next event apa lagi yaa… semoga selalu ada kesempatan untuk bisa belajar lewat event-event strategis lainnya :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bis...

Assalamualaikum Lappeenranta!

Halo-halo... Setelah beberapa bulan off dari blog akhirnya balik lagi. Dalam beberapa bulan terakhir emang lagi sibuk-sibuknya urus ini itu dan segala perintilan persiapan studi lanjut di Finlandia. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya dari Indonesia ke kota Lappeenranta di Finlandia tempat saya akan belajar dalam beberapa tahun ke depan. Setelah resign dari kantor di Bali, akhirnya saya pulang ke rumah orang tua. Sekitar tiga minggu akhirnya waktu itu saya gunakan untuk berkunjung ke beberapa lokasi sekitar Wonogiri, termasuk Solo, Sragen, dan tentu saja Jogja. Tidak hanya sekedar plesir, tapi saya benar-benar berusaha menggunakan waktu yang saya miliki untuk bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Ditambah lagi senang sekali bisa bersilaturahmi ke kampus tercinta. Setiap sebelum pergi studi lanjut, saya selalu re-charge kembali ke kampus saat S1 demi mendengarkan wejangan ataupun cerita-cerita seru dari dosen-dosen di Pendidikan Fisika.  Waktu yang dinanti ti...

Merawat luka 💔

Hai semua! Pernah ga sih kalian merasa sad, heartbreak, disappointed, atau perasaan yang senada? If yes, kamu nggak sendirian. Seriously! Sebagai manusia normal yang punya perasaan, tentu pernah dong. Apalagi buat teman-teman yang punya hati sangat lembut atau perasa, maka perasaan-perasaan itu terasa lebih vivid. It is okay not to be okay, you can be sad, heartbreak, and disappointed. Nah tapi yang perlu digaris bawahi di sini adalah, how to navigate those feelings? Gimana cara merawat hati yang terluka? Kali ini aku akan berbagi sedikit tentang bagaimana aku berdamai dengan luka tersebut dan bagaimana aku berjuang untuk sembuh. Yang namanya luka, sakit, ya berarti butuh obat. It might take some times, but that's fine. Kita bisa ambil baby steps, dikit-dikit aja asal progress. Semua demi kesehatan jiwa dan raga. Bukan begitu? Beberapa poin ini bisa teman-teman coba, bagitu juga ini jadi reminder buat aku pribadi. Simak ya: 1. Take a break to breath Yes! Bernapas. Kalau lagi kena a...