Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

PERPIKA Samudera Cendekia, Samudera Kenangan

Tetiba pengen nulis ini aja, aku kangen. Hari ini Tegar, wakil presiden PERPIKA 2020/2021 yang dulu sebagai menteri RITMIK 2019/2020 tetiba menanyakan soal oprec PERPIKA tahun lalu. Jadilah ku kilas balik setahun kemarin, buka-buka instagram perpika, lalu catatan-catatan rapat tahun lalu. What a time flies, tetiba jadi melow. Ternyata perpika sudah banyak mewarnai hidupku setahun belakangan.  Cerita masuk perpika sebenarnya panjang banget, mulai dari jadi PJ kampus karena ngegantiin senior yang udah mau lulus. Lalu waktu itu tahun 2018 ikut bantu-bantu acara seminar yang dihadiri pak menteri di KBRI waktu jaman presidennya mas Aldias. Lanjut tahun 2019 pas jamannya mas Rian ikut ngeramein acara CISAK 2019 dengan jadi MC di acara tersebut. Nah, di akhir kepengurusan PERPIKA 2018/2019, ditawarin senior untuk ambil bagian di PEMIRA PERPIKA 2019. Mikir sebentar lalu, "Oke, maunya jadi sekretaris tapi." Akhirnya beneran jadi sekretaris pemira. Hahahaha...entah gimana waktu itu bel

Trip super santuy sehari di Daegu

Wohooowww...senangnya ada tambahan hari libur minggu ini. Setiap tanggal 9 Oktober 2020, Korea Selatan merayakan Hangul day, yaitu hari peringatan dimana huruf hangul ditemukan. Hari itu menjadi hari libur nasional di Korea Selatan. Asik! Sebenarnya saya dan mba Amel, menteri Hublu PERPIKA 2019/2020 merencanakan jalan-jalan bareng ke Daegu dari lama. Tapi karena awal tahun lalu tetiba covid-19 meledak di daerah Daegu, jadilah kami menundanya hingga kemarin akhirnya kami benar-benar trip bareng. Kami janjian ketemu di Dongdaegu station. Pukul 11 siang kami akhirnya bertemu, setelah terakhir ketemu langsung tahun lalu di KBRI. Hahahah...for a long time tho.  Sesuai rencana, kami siang itu ingin menikmati Maeun-tang, semacam stew ikan lele. Ini baru pertama kali mencoba Maeun-tang, jadilah kami excited untuk makan. Kalau dari segi rasa, sup ini mirip-mirip jiggae, tapi gurih,  light, dan tidak asam. Mantap! Lanjut ke destinasi selanjutnya yaitu Apsan mountain. Wah, ini kalau perginya sama

Kali ketiga hiking Geumosan, ga bosen kah?

Guess what, Geumosan again? Hahaha...nggak nyangka ternyata udah hampir tiga tahun tinggal di Gumi dan tiap tahun hiking Geumosan. Kata salah satu temen lama-lama kaya udah jadi juru kunci Geumosan. kkkk... Tapi uniknya, setiap hiking pasti punya cerita yang berbeda. Meski destinasinya sama, tapi kali ini pengalaman yang didapat juga berbeda. Pagi itu, 1 Oktober 2020 saat Chuseok, kami para mahasiswa yang stress sama kerjaan lab dan stress kuliah online akhirnya memutuskan untuk naik gunung bareng. Sebenarnya awalnya kami mau ke Wolchulsan, tapi karena ternyata yang minat kurang dari 20 orang dan biaya sewa bus sangat mahal, jadilah kami beralih ke Geumosan yang lokasinya sangat dekat dari KIT dan hanya 1,5 jam dari KAIST.  Pukul 8.30 kami sudah standby di Geumoland, titik awal pendakian. Setelah beristirahat beberapa waktu, kami mulai pendakian. Sebenarnya saat itu saya pribadi tidak sepenuhnya fit. Sehari sebelumnya sempat oleng sehingga seharian penuh hanya bisa tidur. Oleh karenany

Pohang, Kota Pantai di Korea

Hai semuanya, Akhir Agustus lalu, saya mendapat undangan dari Jieun, labmate saya yang sudah lulus untuk berkunjung ke rumahnya di Pohang. Saya senang sekali, ini kali pertama saya menginap di rumah teman Korean. Yeeyyyy... Jumat malam setelah jam lab, saya berangkat ke Pohang. Jieun sudah bersiap menjemput saya di terminal. Terharu sekali, ini seperti pulang kampung dan ada yang menjemput di terminal. :') Tapi serius, perjalanan kali ini benar-benar serasa pulang ke rumah. Sesampainya di rumah Jieun, kami makan malam. Malam itu kami menghabiskan waktu di depan tv sambil bercerita panjang lebar.  Esok harinya, aroma sedap tercium dari kamar. Kaget, karena ternyata Jieun sedang menggoreng ikan untuk kami sarapan. Saya pun segera bergegas membantu. Lagi-lagi saya merasa tersentuh, Jieun sangat paham tentang makanan apa saja yang tidak bisa saya makan sebagai seorang muslim. Tentu ia sudah memastikan bahwa makanan yang ia sajikan aman. Saya juga terharu karna ternyata mamanya telah me

Setahun bersama Kabinet Samudera Cendekia

Hai semuanya,  Selamat datang di blog saya bagi yang baru kali ini berkunjung. Oh ya, mungkin saya belum pernah cerita di postingan-postingan sebelumnya kalau setahun kemarin saya diamanahi sebagai sekretaris pusat Persatuan Pelajar Indonesia di Korea Selatan (PERPIKA/ PPI Korea). Pengalaman tersebut sangat-sangat berkesan bagi saya. Sebuah amanah yang cukup penting dan menurut saya ini lebih besar tanggung jawabnya dari pengalaman saya sebelumnya. Masih ingat lamaran dari presiden presiden PERPIKA waktu kongres tahun 2019 lalu. Engga ada obrolan sama sekali langsung di lamar jadi sekretaris. Okay, saya tidak terlalu mengerti pertimbangan beliau saat itu apa, kenapa begitu cepat dan yakin. Kalau saya pribadi, karena emang saya senang perkerjaan kesekretariatan, jadilah saya mau bergabung untuk satu tahun kedepan.  Waktu berjalan dan selama satu tahun kepengurusan 2019/2020, saya bertemu dengan banyak teman-teman Indonesia yang ada di Korea. Mulai dari wilayah utara sekitar Seoul hingga

Gayasan National Park, Track Hiking Super Keren di Musim Panas

Sabtu, 1 Agustus 2020. Pagi-pagi biasanya cuma nonton film sampe siang, eh ini semangat banget buat keluar. Sesuai janji, saya harus stand by di meeting point untuk di jemput rombongan teman-teman KAIST pukul 7.30 pagi. Ternyata benar, mereka cukup ontime hingga sekitar pukul 9 pagi kami sudah di start point pendakian Gayasan National Park.  Team mendaki kali ini rame juga seperti pendakian woraksan kemarin. Meski kami berasal dari berbagai negara (Indonesia, Malaysia, Thailand, Inggris, Pakistan, India, dan Azerbaijan) tapi rasanya ya seru-seru aja. Tim pendakian dibagi menjadi 2, yaitu tim beginner dan advance. Tim beginner memilih track yang mudah, sementara tim advance memilih track yang susah. Meski tracknya beda, kami berjanji untuk ketemu di puncak dan tetap saling komunikasi satu sama lain.  Pendakian dimulai. Karena beberapa hari hujan, maka tanah masih basah. Aliran air sungai juga cukup deras. Hijaunya hutan di musim panas dan rimbunnya pohon-pohon di jalur pendakian membuat

Jeju I love you (part 2)

Hi semuanya, Kali ini saya bakal lanjut cerita soal eksplor Jeju. Secara keseluruhan, Jeju emang keren. Tidak hanya dari segi alamnya, tetapi juga banyak sekali tempat-tempat yang emang sengaja dibangun dengan kreativitas tinggi untuk menarik para wisatawan seperti beberapa museum yang saya ceritakan di part 1.  Nah untuk part ini saya cerita ke wisata alam. Jeju punya wisata gunung dan pantai yang menarik untuk dikunjungi. Kalau teman-teman ada energi dan waktu berlebih mungkin hiking gunung Hallasan jadi pilihan. Tapi kalau tidak, masih ada pilihan lain untuk area pegunungan, yaitu kebun teh Osulloc.  Kebun teh Osulloc berada di daerah Seogwipo. Area ini sangat luas teman-teman. Tidak hanya kebun teh saja yang emang cantik buat foto-foto, tapi juga ada museum, ada pusat industri innisfree yang menggunakan green tea sebagai bahan utama, dan juga ada cafenya. Sayang sekali waktu itu waktu saya tidak cukup untuk masuk ke innisfree, jadi hanya berkunjung di kebun teh dan juga cafenya saj

Jeju, I love you (Part 1)

Hai semua, Tanggal 16-17 Juli kemarin, saya mendapat kesempatan untuk ikut kegiatan KECS meeting (Korean Electrochemical Society), sebuah event rutin untuk para electrochemist di Korea untuk saling berbagi ilmu, sharing hasil riset, dan bertemu satu sama lain untuk berdiskusi. Tahun ini KECS meeting diselenggarakan di Pulau Jeju, salah satu pulau terkenal di Korea. So pasti happy dong... Karena COVID-19, maka KECS meeting yang seharusnya sudah terselenggara beberapa bulan lalu, alhasil harus tertunda hingga Juli. Karena event ini tertunda beberapa bulan, maka antusiasme para electrochemist lebih besar dilihat dari jumlah partisipan yang meningkat. Meski demikian, karena COVID-19 pula panitia memberikan peraturan cukup ketat kepada seluruh peserta KECS meeting. Sebelum memasuki arena conference, seluruh peserta wajib mengisi kuesioner online tentang kondisi kesehatan, kemudian peserta wajib melewati kamera IR pengukur suhu tubuh. Selanjutnya panitia kembali mengecek suhu tubuh para pese

Kenapa naik gunung? (Woraksan Hiking)

Hai pembaca sekalian...sudah lama rasanya blog tidak ada update. Within the past three weeks, I was crazy busy. Lab research, paper job, teaching assistance, class, assignment, presentation, etc. Hahahaha...actually those are normal things though, but perhaps I just suppose to be stronger.  Oke intronya jangan panjang-panjang lah ya. Jadi minggu kemarin meski sibuk, jadwal naik gunung Woraksan tidak bisa dikalahkan. Enak aja, nggak mau dong membatalkan rencana yang sudah disusun lama-lama cuma gegara deadline mendadak dari professor diakhir pekan. Big no. Jadilah gimana caranya sampai jumat kerjaan dicicil sebanyak mungkin, lalu sisanya wajib selesai hari minggu maksimal pukul 00.00. Deal! Sabtu jam empat pagi, setelah solat subuh saya berangkat ke KAIST yang posisinya di daerah Daejeon. Butuh hampir dua jam buat sampai KAIST. Kami janji jam 7 pagi sudah standby di area taman KAIST. Benar saja, teman-teman rupanya sangat on-time. Pukul 7.20 kami naik bus bersama ke titik awa

Ramadan Memories

Sekitar tahun 2000 atau 2001(?)  Aku masih duduk di bangku SD entah kelas 1 atau kelas 2, tak ingat tepatnya tapi yang jelas saat itu aku masih tinggal di rumah nenekku di Balepanjang. Kala itu aku sangat bersemangat menjalani hari-hari di bulan Ramadan. Pagi setelah sahur, kami pergi ke masjid untuk salat subuh, lalu mendengarkan ceramah pagi. Siang hari sepulang sekolah tak lupa ku tidur siang. Nenek bilang supaya kuat puasanya. Sore hari saat ada abang-abang siomay lewat, kuminta uang jajan lalu ku beli beberapa gelinding siomay abang itu. Kusimpan baik-baik hingga adzan maghrib tiba. Selepas berbuka puasa, kami ke masjid untuk tarawih. Setelah tarawih, kami tak langsung pulang, tapi kami berlanjut ke acara tadarus. Untuk jamaah perempuan, kami terbagi menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok anak-anak, pemuda, dan dewasa. Kami mengaji Quran beberapa waktu. Kadang, ada satu atau dua orang yang membawakan snack ke masjid untuk di santap jamaah yang tadarus. Salah satu menu yang p

I want to die but I want to eat tteokpokki by Baek Se Hee

Hai semuanya, semoga sehat selalu ya ditengah pandemi COVID-19 ini. :) Kali ini saya bakal cerita soal buku yang baru aja selesai saya baca, judulnya I want to die but I want to eat tteokpokki karya Baek Se Hee. Dari judulnya sih ini super duper menarik . Pengen mati, tapi kok malah pengen makan tteokpokki? Apa hubungannya coba ? Hm ... (tteokpokki = kue beras dengan saus pedas manis, jajan pasar asli Korea). Beberapa minggu lalu, saya dan kak Alif lagi ngobrolin buku-buku bacaan favorit. Entah gimana akhirnya, kak Alif nyebutin itu buku. Nah, judulnya udah bikin penasaran banget, terus ya udah besok paginya langsung cari review buku itu dan sepertinya emang worth buat dibaca. Tanpa pikir panjang, akhirnya saya nitip buku ke salah satu junior yang mau ke Korea. Jadi buku tersebut berasal dari Korea, lalu diterjemah ke bahasa Indonesia, di jual di Indonesia, tapi endingnya dibawa dan dibaca di Korea. Wkwkwkwk ... Buku ini termasuk best seller di Korea. Kok bis