Langsung ke konten utama

Gayasan National Park, Track Hiking Super Keren di Musim Panas

Sabtu, 1 Agustus 2020. Pagi-pagi biasanya cuma nonton film sampe siang, eh ini semangat banget buat keluar. Sesuai janji, saya harus stand by di meeting point untuk di jemput rombongan teman-teman KAIST pukul 7.30 pagi. Ternyata benar, mereka cukup ontime hingga sekitar pukul 9 pagi kami sudah di start point pendakian Gayasan National Park. 

Team mendaki kali ini rame juga seperti pendakian woraksan kemarin. Meski kami berasal dari berbagai negara (Indonesia, Malaysia, Thailand, Inggris, Pakistan, India, dan Azerbaijan) tapi rasanya ya seru-seru aja. Tim pendakian dibagi menjadi 2, yaitu tim beginner dan advance. Tim beginner memilih track yang mudah, sementara tim advance memilih track yang susah. Meski tracknya beda, kami berjanji untuk ketemu di puncak dan tetap saling komunikasi satu sama lain. 

Pendakian dimulai. Karena beberapa hari hujan, maka tanah masih basah. Aliran air sungai juga cukup deras. Hijaunya hutan di musim panas dan rimbunnya pohon-pohon di jalur pendakian membuat kami merasa nyaman. Pemandangan super keren selalu tersaji di setiap waktu. Bahkan sungainya sangat-sangat jernih, hingga beberapa dari kami berani minum air sungai. Hahaha...

Jalur pendakian kali ini menurut saya lebih seru karena mostly bukan anak tangga buatan seperti di Woraksan lalu, tapi lebih ke bebatuan alam yang tersusun secara alami seperti anak tangga. Selain itu kadang kita juga akan melewati sungai kecil yang membuat sepatu terancam basah 😅, ya meskipun akhirnya tetep basah sedikit. 

Entah berapa kali kami beristirahat, tapi alhamdulillah kali ini kondisi sedang fit, jadi lebih enjoy. Ada beberapa dari kami yang agak kelelahan, tapi masih dalam batas wajar, sehingga perjalananpun lancar sampai puncak. Alhamdulillah 😊

Butuh sekitar empat jam hingga sampai puncak pertama. Oh ya, Gayasan ini punya dua puncak (tapi lupa namanya😅). Sebenarnya tidak terlalu jauh antara satu puncak dan satunya, tapi karena jalannya yang menurun, lalu naik lagi, butuh waktu hampir satu jam untuk kami sampai ke puncak kedua. Di puncak pertama, kami beristirahat agak lama karena sambil makan siang. One thing yang saya suka selain foto-foto dan lihat pemandangan dari puncak, adalah makan bersama di area puncak. Rasanya super grateful. 'Nikmat mana lagi yang kau dustakan?' Kalo tanpa izin-Nya, ga bisa punya moment se keren itu. 😊

Nah, di puncak kedua kami banyak foto-foto dan chit chat saja. Tak lama kemudian, kami turun karena hari mulai sore. Tak disangka di tengah perjalanan turun hujan mengguyur area Gayasan. Untung kapten tim kami yang super taking care all members (thanks Miko) sudah mengingatkan untuk bawa jas hujan ataupun payung. Jadi meski hujan kami tetap lanjut. Justru dengan hujan, kami tak perlu banyak beristirahat. Perjalanan yang tadinya empat jam lebih saat naik, kini bisa dipercepat hingga setengahnya. 

Tak terasa, sekitar pukul lima sore kami semua sudah sampai di Heinsa temple. Heinsa memang cukup terkenal, sehingga tak heran banyak orang yang berkunjung. Meski Heinsa memang tempat beribadah umat Budha, tapi mereka juga sangat welcome dengan umat yang lain. 😊 (PS. Waktu itu kami numpang solat juga di sekitaran temple dekat parkiran 😅)

Setelah beristirahat, kami lanjut makan malam bersama. Perut yang lapar ditambah tubuh yang lelah, menjadikan kami sangat lahap menyantap makanan. Happy meal, happy tummy, happy mind. Semua sudah komplit, maka saatnya pulang.

Overall, pendakian kali ini sangat-sangat menyenangkan 😊😊😊. So, wanna join next hiking? 😏

Berikut beberapa snapshot saat hiking 😍













Komentar

Postingan populer dari blog ini

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bis...

Merawat luka 💔

Hai semua! Pernah ga sih kalian merasa sad, heartbreak, disappointed, atau perasaan yang senada? If yes, kamu nggak sendirian. Seriously! Sebagai manusia normal yang punya perasaan, tentu pernah dong. Apalagi buat teman-teman yang punya hati sangat lembut atau perasa, maka perasaan-perasaan itu terasa lebih vivid. It is okay not to be okay, you can be sad, heartbreak, and disappointed. Nah tapi yang perlu digaris bawahi di sini adalah, how to navigate those feelings? Gimana cara merawat hati yang terluka? Kali ini aku akan berbagi sedikit tentang bagaimana aku berdamai dengan luka tersebut dan bagaimana aku berjuang untuk sembuh. Yang namanya luka, sakit, ya berarti butuh obat. It might take some times, but that's fine. Kita bisa ambil baby steps, dikit-dikit aja asal progress. Semua demi kesehatan jiwa dan raga. Bukan begitu? Beberapa poin ini bisa teman-teman coba, bagitu juga ini jadi reminder buat aku pribadi. Simak ya: 1. Take a break to breath Yes! Bernapas. Kalau lagi kena a...

Assalamualaikum Lappeenranta!

Halo-halo... Setelah beberapa bulan off dari blog akhirnya balik lagi. Dalam beberapa bulan terakhir emang lagi sibuk-sibuknya urus ini itu dan segala perintilan persiapan studi lanjut di Finlandia. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya dari Indonesia ke kota Lappeenranta di Finlandia tempat saya akan belajar dalam beberapa tahun ke depan. Setelah resign dari kantor di Bali, akhirnya saya pulang ke rumah orang tua. Sekitar tiga minggu akhirnya waktu itu saya gunakan untuk berkunjung ke beberapa lokasi sekitar Wonogiri, termasuk Solo, Sragen, dan tentu saja Jogja. Tidak hanya sekedar plesir, tapi saya benar-benar berusaha menggunakan waktu yang saya miliki untuk bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Ditambah lagi senang sekali bisa bersilaturahmi ke kampus tercinta. Setiap sebelum pergi studi lanjut, saya selalu re-charge kembali ke kampus saat S1 demi mendengarkan wejangan ataupun cerita-cerita seru dari dosen-dosen di Pendidikan Fisika.  Waktu yang dinanti ti...