Langsung ke konten utama

Kali ketiga hiking Geumosan, ga bosen kah?

Guess what, Geumosan again?

Hahaha...nggak nyangka ternyata udah hampir tiga tahun tinggal di Gumi dan tiap tahun hiking Geumosan. Kata salah satu temen lama-lama kaya udah jadi juru kunci Geumosan. kkkk...

Tapi uniknya, setiap hiking pasti punya cerita yang berbeda. Meski destinasinya sama, tapi kali ini pengalaman yang didapat juga berbeda. Pagi itu, 1 Oktober 2020 saat Chuseok, kami para mahasiswa yang stress sama kerjaan lab dan stress kuliah online akhirnya memutuskan untuk naik gunung bareng. Sebenarnya awalnya kami mau ke Wolchulsan, tapi karena ternyata yang minat kurang dari 20 orang dan biaya sewa bus sangat mahal, jadilah kami beralih ke Geumosan yang lokasinya sangat dekat dari KIT dan hanya 1,5 jam dari KAIST. 

Pukul 8.30 kami sudah standby di Geumoland, titik awal pendakian. Setelah beristirahat beberapa waktu, kami mulai pendakian. Sebenarnya saat itu saya pribadi tidak sepenuhnya fit. Sehari sebelumnya sempat oleng sehingga seharian penuh hanya bisa tidur. Oleh karenanya, di awal- awal pendakian sempat keringat banyak dan ngos-ngosan. Sambil di doping Snickers, istirahat sebentar dan jalan pelan-pelan akhirnya kami sampai di titik pemberhentian pertama, yaitu temple. 

Seperti biasa kami sempat foto-foto sambil beristirahat. Karena bukan kali pertama, jadilah saya tak banyak ambil foto di hiking kali ini. Sisi bagusnya, saya justru bisa lebih enjoy dalam perjalanan dan benar-benar menikmati pemandangan dan proses sampai puncak. Kami lanjut lagi dan sampai ke titik pemberhentian kedua yaitu air terjun. Saya yang masih kurang nyaman dengan kondisi tubuh akhirnya memilih istirahat lagi sambil menunggu teman-teman yang mampir ke gua. Jadi di dekat air terjun ini ada gua yang sebenarnya tidak terlalu besar tapi lumayan buat penasaran untuk dikunjungi. Tapi karena jalan ke gua sangat terjal, saya memilih tetap tinggal di air terjun. Entah kenapa kemarin aliran air tidak deras seperti tahun-tahun lalu. Apakah ini sedang kemarau?

Kami melanjutkan perjalanan. Dibanding tahun lalu, daun-daun di Geumosan kali ini masih hijau dan belum berubah menjadi oranye kemerahan. Sepertinya kami terlalu awal untuk hiking Geumosan. Meski demikian, beberapa perubahan dari sisi infrastruktur di gunung ini bisa dirasakan manfaatnya. Beberapa track mulai di buat anak tangga sehingga track menjadi lebih mudah dan tentu lebih aman untuk para pendaki. Kami sempat bertemu dengan salah satu pendaki yang bertanya berapa umur saya. Saat saya jawab "25", beliau mengatakan umurnya "65". Wow! Memang, di Korea banyak sekali orang yang gemar hiking, mulai dari anak-anak hingga lansia. Tak heran, umur 65 masih kuat naik gunung bahkan beliau jauh lebih cepat dari pada kami yang muda-muda. kkkkk...

Okay, singkat cerita, kami akhirny sampai puncak. Yeeeeyyyy!!!! Kami pun semangat untuk makan siang. Tapi... ow owww..... Saya baru sadar kalau kotak nasi yang saya siapkan semalam ternyata ketinggalan. Hahahahaha... Akhirnya mas Ali dan Adib yang jadi korban. Nasi dari mas Ali dan lauk dari Adib jadi makan siang kali ini. Double sad, ketika saya ingin membuka tuna kaleng, eh cincin pembuka kalengnya putus, jadilah tuna kali ini gagal dimakan. Hahahaha... Lagi-lagi mas Ali jadi korban untuk bawa balik tuna kalengnya. Anyway, thanks a lot guys. Di saat seperti ini pula kami juga saling sharing makanan. Enaknyaaa...

Selesai makan siang, kami foto-foto lalu lanjut ke temple yang ada di puncak. Setelah foto-foto di temple. kami turun gunung. Eits...tapi emang  kebiasaan tim naik gunung KAIST ini pengen eksplor hal baru, jadilah kami mencoba rute yang berbeda pas pulang. Ini kali pertama saya mencoba rute baru di Geumosan. Memang agak jauh perjalananya, tapi serius, pemandangan dan tracknya jauh-jauh lebih wild. Keren!!!!

Karena jalur ini emang nggak banyak dilalui pendaki, maka banyak percabangan yang kami temui tanpa kami tau mana yang benar. Oleh karena itu kami harus cek dulu, baru jalan lagi. Begitu seterusnya hingga kami akhirnya sampai di bawah. Yeeyyyy!!!

Seperti biasa, lapar melanda setelah naik gunung. Akhirnya kami mampir makan bibimbap dan pajeon di salah satu tempat makan di Geumoland. Ini baru kali pertama makan di Geumoland, dengan udara pegunungan yang segar, tubuh yang lelah, makanan yang menggugah selera, dan tentu saja teman-teman yang super super seru!

So, perjalanan kali ini menyenangkan juga, tetap ada hal baru yang bisa di eksplor. I had a blast!

Tahun depan gimana ya? Hahaha... Let's see.. :)



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Finally, LUT chose me🚀

Hai hai... Tak terasa saya sudah tinggal sekitar enam bulan di Bali. Tentu saja ini hal yang saya sangat syukuri, punya kesempatan tinggal di salah satu destinasi wisata impian sejuta umat. Sunset di pantai Bali memang sungguh cantik. Ditambah lagi dengan debur ombak yang cukup kuat di daerah pesisir barat memang jadi daya tarik bagi para surfer.  Well, I want to share some great news! Finally, I am accepted at Lappeenranta-Lahti University of Technology (LUT) Finland! Yey!!!😍 Sebenarnya penguman penerimaan ini sudah saya terima sejak sebulan lalu. Perjalanan menemukan tempat belajar memang tidak mudah. Apalagi sebelumnya saya juga masih galau memikirkan apa yang saya suka, apa yang saya inginkan, dan akan seperti apa di masa depan. Setelah bekerja beberapa bulan di manufaktur, saya merasakan sedikit monoton. Meskipun ada tantangan-tantangan baru yang dihadapi baik dengan pekerjaan itu sendiri dan orang-orang sekitar, tapi ada satu hal yang sepertinya terasa beda. Kebahagiaan yang say

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bisa li

Assalamualaikum Lappeenranta!

Halo-halo... Setelah beberapa bulan off dari blog akhirnya balik lagi. Dalam beberapa bulan terakhir emang lagi sibuk-sibuknya urus ini itu dan segala perintilan persiapan studi lanjut di Finlandia. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya dari Indonesia ke kota Lappeenranta di Finlandia tempat saya akan belajar dalam beberapa tahun ke depan. Setelah resign dari kantor di Bali, akhirnya saya pulang ke rumah orang tua. Sekitar tiga minggu akhirnya waktu itu saya gunakan untuk berkunjung ke beberapa lokasi sekitar Wonogiri, termasuk Solo, Sragen, dan tentu saja Jogja. Tidak hanya sekedar plesir, tapi saya benar-benar berusaha menggunakan waktu yang saya miliki untuk bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Ditambah lagi senang sekali bisa bersilaturahmi ke kampus tercinta. Setiap sebelum pergi studi lanjut, saya selalu re-charge kembali ke kampus saat S1 demi mendengarkan wejangan ataupun cerita-cerita seru dari dosen-dosen di Pendidikan Fisika.  Waktu yang dinanti tiba.