Bagi saya tempat ini tidak lagi asing dan tetap menarik meskipun sudah beberapa kali berkunjung ke sana. Puro Mangkunegaran terletak di Jl. Ronggowarsito, Keprabon, Banjarsari, Surkarta. Untuk sampai ke tempat ini teman-teman bisa naik ojek atau Batik Solo Trans.
Oke, masuk ke lokasi ini kalian harus membayar tiket sebesar Rp10.000,00 per orang. Harga tersebut belum termasuk sewa tour guide. Untuk biaya tour guide, teman-teman bisa memberikan uang seikhlasnya. Setiap rombongan akan didampingi oleh satu tour guide.
Selesai membeli tiket, kalian akan dipandu untuk memasuki area pendopo. Di pendopo ini kalian akan menemukan patung singa yang berlapis emas, lalu melihat gamelan yang ditabuh setiap hari Rabu dan Sabtu. Di tempat ini lah dulu sang raja menemui rakyatnya tepat di tengah-tengah pendopo. Jika kalian berdiri tengah-tengah pendopo dan melihat ke atap, maka kalian akan melihat lukisan dengan berbagai warna yang tentu saja sarat akan makna disetiap warnanya. Lantai marmer di pendopo yang putih kini telah berwarna coklat akibat banjir yang sempat melanda Surakarta dahulu.
|
10.000 saja |
Lanjut, kalian akan dipandu menuju ruang utama. Ruang utama dan pendopo dipisahkan oleh jalan yang dahulu digunakan untuk lewat kereta kuda. Di teras ruang utama, kalian akan menemukan tempat bunga yang bergaya cina serta belanda. Memang bangunan ini dipenuhi oleh benda-benda yang berasal dari banyak negara, terutama eropa. Masuk di ruang utama kalian tidak boleh mengabadikan gambar, sebab tempat ini masih dianggap sakral. Ada tempat pertapaan raja dan putra putrinya (saat ini masih digunakan lho). Ada juga macan asli yang diawetkan, uang-uang zaman belanda, perhiasan, alat makan, tempat parfum para ratu dan putri-putrinya, mainan anak-anak, pedang hadiah dari beberapa negara, aksesoris untuk menari bedoyo songo, dan foto-foto para keluarga kerajaan. Ada yang menarik tentang tarian bedoyo songo ini. Untuk dapat menari bedoyo songo, seluruh penari haruslah masih gadis dan diwajibkan berpuasa selama tiga hari sebelum pementasan. Di ruang ini, saya sangat suka dengan jendela dan pintunya yang berukuran besar dan sangat khas bangunan lawas. Motif bunga di ventilasi atas pintu yang menuju area lebih privat juga sangat cantik. Semua barang-barang ditempat ini disusun rapi di lemari-lemari. Oh iya, di ruang ini pula kalian para wanita bisa membeli lulur yang dijual mbah-mbah abdi ndalem puro mangkunegaran.
|
Cermin di ruang makan |
Keluar dari ruang utama, kita menuju ruang petemuan yang terhubung ke ruang makan. Ruang utama dan ruang pertemuan, ada taman yang sangat cantik. Beberapa burung sengaja dipelihara di taman ini. Ada pula kolam ikan yang cukup besar dan tentu saja bunga-bunga yang menarik hati. Masuk di ruang pertemuan, kita akan melihat kursi-kursi pertemuan yang sampai sekarang masih digunakan jika pihak ndalem sedang kedatangan tamu kehormatan. Lanjut ke ruang makan, ada banyak hal yang menarik disini. Ada cermin di bagian atas, meja makan panjang yang khas, lukisan-lukisan zaman dahulu, dan ukiran gading gajah. Bagi saya ukiran itulah yang paling menarik sebab dibuat dengan sangat detil. tak heran jika ukiran itu dibuat dalam kurun waktu 20-an tahun. FYI, kalian boleh lho makan dan wawancara langsung dengan raja di ruang makan ini. Tapi, biayanya cukup mahal, sekitar 500-an ribu per orang.
Oke lanjut, setelah keluar dari ruang makan kita akan melewati emperan yang akan langsung menghubungkan kita ke halaman luar. Di emperan ini banyak terpajang foto keluarga kerajaan.
Kalau sudah di halaman luar, kalian akan diajak lanjut ke area kereta kuda. Area berada di depan pendopo tepatnya di sayap kanan. Ada beberapa kereta kuda yang dipajang dan rata-rata berumur lebih dari 100 tahun. Tapi semuanya masih terlihat bagus. Beberapa bahkan masih digunakan terutama di saat acara upacara adat ataupun kirab.
|
Di area dekat taman dan ruang utama |
Sebenarnya ada satu area lagi yang menarik menurut saya, yaitu perpustakaan. Sayang sekali tidak semua tour guide mengajak ke perpustakaan. Perpustakaan ini berada di sebelah kanan pendopo, di lantai atas. Tempat ini buka dari pagi hingga sekitar setengah dua belas siang. Sering kali para peneliti budaya maupun sejarah datang ke tempat ini untuk melakukan penelitian. Jangan heran kalau yang datang kesini bukan hanya peneliti dalam negeri, tetapi juga peneliti luar negeri. Buku-buku di perpustakaan rata-rata sudah tua sehingga kertasnya sudah kuning, rapuh, dan tak jarang berbahasa belanda.
Jika kalian berkunjung ke sini, puas-puaslah berfoto karena memang spotnya bagus bagi teman-teman yang memang suka hal-hal berbau klasik. Tour guide akan memandu seluruh perjalanan kalian dengan sabar, menjelaskan begian-bagian puro dengan ramah, dan tentu saja bisa membantu kalian berfoto. Hehehe....
Kalau ditanya apa yang kurang dari tempat ini yaitu kebersihan. Beberapa sudut ruangan terlihat kotor, air kolam yang butuh dikuras, dan rumput-rumput di depan pendopo yang perlu dirapikan. Tapi secara keseluruhan saya suka dengan peninggalan-peninggalan yang ada ditempat ini. Yuk berkunjung ke Puro Mangkunegaran Surakarta! :)
Komentar
Posting Komentar