Langsung ke konten utama

Email to Professor for the First time (Berburu promotor)

Hai para pejuang beasiswa!

Gimana nih masih semangat cari beasiswa nggak?
Iya, sabar. Saya paham rasanya cari beasiswa. Perjalanan mencari beasiswa itu mirip perjalanan mencari jodoh (lah emang udah tau rasanya nyari jodoh? hiks). Ya intinya butuh usaha, pengorbanan, semangat, dan tentu saja doa yang tak boleh putus. 

Banyak pasti yang penasaran gimana sih caranya nulis email ke professor untuk pertama kali? ya bisa dibilang ini proses mengetuk pintu sih. Kalau pas rejekinya, ya bakal berlanjut tuh, minimal direspon sama professor. Dalam tahap ini, jangan kaget kalau professor nggak ngebales. Ada banyak kemungkinan kok. Kubahas aja masalah ini di postingan berikutnya. 

Momen wisuda
Oh ya, mungkin teman-teman yang juga berhasil mendapat beasiswa memiliki gaya email yang berbeda. Tapi setidaknya, semoga tulisan ini dapat membantu teman-teman dalam menulis email ke professor. :)

Email ke professor umumnya tidak terlalu panjang, alias singkat, padat, jelas, tapi juga lembut. Lembut di sini maksudnya sopan, halus, nggak ngegas, tapi juga penuh pengharapan ("ngode" gitu lho). Hahaha...
Waktu saya buat kemarin ada empat paragraf yang masing-masing paragraf tentu beda pembicaraan tapi tetep nyambung antara satu paragraf dengan paragraf lainnya. Yuk simak detailnya!

Paragraf pertama. Berisi tentang perkenalan diri. Sebutkan nama lengkap kalian, lulus dari universitas mana, atau lagi kuliah dimana (kalau yang masih kuliah di tahap akhir), jurusan apa. Lalu, sampaikan kalau kalian berminat untuk melanjutkan studi di universitas X tempat afiliasi professor yang kalian tuju, dibumbui dengan alasan kenapa kalian tertarik dengan universitas X. Ingat, tetep buat se-padat mungkin. Boleh juga kalian sebutkan spesifik nama departemen afiliasi professor itu.

Paragraf kedua. Paragraf ini tentang kenapa kalian tertarik join ke grup riset professor tujuan atau kenapa tertarik pengen jadi mahasiswanya. Boleh kok kalian ceritakan kalau kalian itu big fans nya publikasi professor itu, bahkan udah ngebaca, atau kalian bilang itu cocok banget dengan riset kalian yang sekarang. Kalian juga boleh bilang kalau riset XYZ yang dikerjakan professor itu memotivasi kalian untuk belajar lebih lanjut tentang XYZ. 

Paragraf ketiga. Nah ini saatnya kalian menunjukkan "who you are" dan "why you are capable enough to be his/her student". Kalian boleh banget bilang kalau kalian saat ini sedang atau pernah melakukan riset tentang XYZ yang tentu berkaitan dengan topik riset professor. Bisa juga kalian bilang kalau kalian sangat-sangat tertarik dengan topik XYZ, bahkan sampai ikut acara XYZ, dapat nilai bagus di XYZ, atau bahkan pernah publikasi tentang XYZ. Buat semenarik mungkin tapi ingat harus padat ya. 

Paragraf keempat. Yakinkan lagi kalau kalian benar-benar ingin gabung di grup risetnya professor dan professor itulah the only one yang tepat. Sampaikan juga kalau kalian menyertakan lampiran di email yang kalian tulis (lampiran bisa berupa CV, sertifikat bahasa inggris, atau bahkan ijazah). Jangan lupa ucapkan terimakasih karena sudah membaca email dan mempertimbangkan dirimu. Terakhir, sampaikan kalau kalian menunggu respon dari professor tersebut.


Yap, begitulah badan email korespondensi ke professor. Sebelum menulis empat paragraf tersebut tentu saja kalian harus menulis salam kepada professor. Contoh:

Dear professor XYZ


Begitu pula salam penghormatan dibagian akhir email. Contoh:
Sincerely,
Anafi Nuraini


Mudah bukan? Ini saatnya kalian mencoba. Jangan takut, jangan ragu. Toh kalian nggak perlu ngeluarin duit buat beli kertas dan pergi ke kantor pos. Jangan malu juga. Kalian kan nggak saling kenal sebelumnya, jadi aman-aman aja. Hahahaha....
Tetap semangat ya, jangan berhenti mencoba!

Note:
Saya sangat mengucapkan terimakasih kepada teman-teman saya yang telah berbagi atau bahkan pernah mengoreksi tulisan korespondensi email saya ke professor beberapa tahun lalu. Semoga hal itu menjadi amal kebaikan kalian yang tak pernah putus karena sangat bermanfaat. :))

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bis...

Assalamualaikum Lappeenranta!

Halo-halo... Setelah beberapa bulan off dari blog akhirnya balik lagi. Dalam beberapa bulan terakhir emang lagi sibuk-sibuknya urus ini itu dan segala perintilan persiapan studi lanjut di Finlandia. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya dari Indonesia ke kota Lappeenranta di Finlandia tempat saya akan belajar dalam beberapa tahun ke depan. Setelah resign dari kantor di Bali, akhirnya saya pulang ke rumah orang tua. Sekitar tiga minggu akhirnya waktu itu saya gunakan untuk berkunjung ke beberapa lokasi sekitar Wonogiri, termasuk Solo, Sragen, dan tentu saja Jogja. Tidak hanya sekedar plesir, tapi saya benar-benar berusaha menggunakan waktu yang saya miliki untuk bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Ditambah lagi senang sekali bisa bersilaturahmi ke kampus tercinta. Setiap sebelum pergi studi lanjut, saya selalu re-charge kembali ke kampus saat S1 demi mendengarkan wejangan ataupun cerita-cerita seru dari dosen-dosen di Pendidikan Fisika.  Waktu yang dinanti ti...

Merawat luka 💔

Hai semua! Pernah ga sih kalian merasa sad, heartbreak, disappointed, atau perasaan yang senada? If yes, kamu nggak sendirian. Seriously! Sebagai manusia normal yang punya perasaan, tentu pernah dong. Apalagi buat teman-teman yang punya hati sangat lembut atau perasa, maka perasaan-perasaan itu terasa lebih vivid. It is okay not to be okay, you can be sad, heartbreak, and disappointed. Nah tapi yang perlu digaris bawahi di sini adalah, how to navigate those feelings? Gimana cara merawat hati yang terluka? Kali ini aku akan berbagi sedikit tentang bagaimana aku berdamai dengan luka tersebut dan bagaimana aku berjuang untuk sembuh. Yang namanya luka, sakit, ya berarti butuh obat. It might take some times, but that's fine. Kita bisa ambil baby steps, dikit-dikit aja asal progress. Semua demi kesehatan jiwa dan raga. Bukan begitu? Beberapa poin ini bisa teman-teman coba, bagitu juga ini jadi reminder buat aku pribadi. Simak ya: 1. Take a break to breath Yes! Bernapas. Kalau lagi kena a...