Langsung ke konten utama

10 Kemungkinan Emailmu Tak Berbalas

Keep smiling, keep going
Hai barisan para pejuang beasiswa!

Pernah ngerasa putus asa atau lelah karena email tak kunjung berbalas? It's okay dear, I have been on that position dan kamu tidak sendiri. Ada banyak teman yang juga sedang berjuang seperti kamu.

Kali ini saya akan berbagi tentang mengapa email ke professor tak juga membuahkan hasil. Ada banyak kemungkinan lho. Professor nggak bales itu hal yang wajar, itu sebabnya kamu harus terus mencoba sembari terus memperbaiki email kamu. Bisa jadi memang ada yang perlu diperbaiki.

Simak yuk beberapa kemungkinan emailmu tak berbalas atau tertolak!
  1. Salah sebut nama professor atau nama lab atau nama universitas
    Bisa jadi karena kamu kurang teliti sampai salah sebut nama. Saya paham, kamu pasti punya template email yang kamu edit berkali kali. Kadang saking seringnya mengedit dan kebetulan pas rada nggak fokus, kamu lupa nama professor, lab, atau universitasnya belum ke-edit juga. Itu sebabnya sebelum kamu mengirim email, bacalah email itu berkali-kali terlebih dahulu ya. 
  2. Emailmu kepanjangan
    Ingat, professor bukan orang yang punya banyak waktu untuk baca email. Email yang terlalu panjang sangatlah membosankan dan tidak menarik. Buat emailmu sepadat mungkin, jadi baca 1-2 menit sudah bisa dipahami maksud email yang kamu tulis.
  3. Emailmu kurang sopan
    Ini mungkin pernah terjadi pada saya waktu awal-awal menulis email. Kurang sopan disini bisa berarti emailmu kalau dibaca cukup mengintimidasi, memaksa, dan bisa jadi karena pilihan katanya yang kurang baik. Saran saya, boleh kok teman-teman meminta tolong ke teman yang sudah pernah lolos untuk mengoreksi email kalian. Pilihan kata dalam email memang sangat penting karena cukup mempengaruhi suasana atau nada ketika dibaca.
  4. Kelupaan menempelkan lampiran
    Di badan email, kalian menyebutkan kalau kalian melampirkan dokumen XYZ. Eh tapi ketika di cek, tidak ada lampirannya sama sekali. Tentu saja professor yang membaca menjadi tidak bersemangat untuk membalasnya. Iya kan?
  5. Salah grammar dan typo
    Yuk sekali lagi teliti dan teliti. Cek lagi grammarnya. Kalau grammar kamu kacau, pasti professor yang baca juga jadi nggak bersemangat dan merasa ragu dengan kemampuan bahasa inggrismu. Plus cek lagi setiap kata dalam email yang kamu tulis. Kesalahan ketik atau typo juga bisa berakibat fatal.
  6. Kurang cocok dengan riset professor
    Bisa jadi lho professor menilai background riset kamu kurang sesuai dengan yang diharapkan, atau kurang sesuai dengan proyek yang sedang dikerjakan. Ingat, professor punya standar masing-masing dalam menilai seseorang.
  7. Professor tidak membuka lowongan
    Bisa jadi dalam satu tahun professor hanya membuka lowongan satu kali. Jadi ketika kamu mendaftar, beliau memang sedang tidak membutuhkan mahasiswa baru alias tidak buka lowongan. Kemungkinan yang lain professor memang tidak membuka lowongan untuk mahasiswa internasional, jadi hanya mahasiswa lokal saja yang diterima. Bisa jadi juga memang sistem di universitas afiliasi professor, sistem pendaftarannya bukan langsung nembus ke professor, tetapi lewat jalur universitas langsung. Jadi, professor dalam hal ini tidak punya hak untuk memilih mahasiswa bimbingan. 
  8. Professor sibuk
    Seorang professor dengan reputasi yang oke, atau punya jam terbang tinggi, populer, atau banyak proyeknya, kadang bisa menerima email lebih dari 50 email dalam sehari. Bisa bayangin kan? Ada lho, bahkan professor yang dalam sehari nerima ratusan email dan punya asisten khusus buat ngurusin emailnya. Heheheh... Jadi ada kok, kemungkinan emailmu tertimpa dan tertimbun oleh email-email yang lain. 
  9. Ada kandidat lain yang lebih unggul dari pada kamu
    Ingat guys, kalau yang mendaftar ke satu professor itu ada banyak. Nggak cuma kamu seorang. Jadi professor akan memilih siapa yang paling cocok diantara banyak orang yang mendaftar sebagai mahasiswanya. 
  10. Belum jodoh
    Guys, Tuhan punya rencana yang lebih indah dari pada apa yang kamu bayangkan. Tuhan punya timeline sendiri kapan waktumu akan tiba. Tuhan tahu tempat yang terbaik untukmu. Bisa jadi memang professor yang kamu email itu memang nggak jodoh atau nggak cocok sama kamu. Tetap berfikir yang positif ya.
Yap, itulah 10 kemungkinan emailmu tak berbalas. Tetap semangat, tetap berusaha dan berdoa. Terus yakin kalau kamu pasti bisa!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bis...

Merawat luka 💔

Hai semua! Pernah ga sih kalian merasa sad, heartbreak, disappointed, atau perasaan yang senada? If yes, kamu nggak sendirian. Seriously! Sebagai manusia normal yang punya perasaan, tentu pernah dong. Apalagi buat teman-teman yang punya hati sangat lembut atau perasa, maka perasaan-perasaan itu terasa lebih vivid. It is okay not to be okay, you can be sad, heartbreak, and disappointed. Nah tapi yang perlu digaris bawahi di sini adalah, how to navigate those feelings? Gimana cara merawat hati yang terluka? Kali ini aku akan berbagi sedikit tentang bagaimana aku berdamai dengan luka tersebut dan bagaimana aku berjuang untuk sembuh. Yang namanya luka, sakit, ya berarti butuh obat. It might take some times, but that's fine. Kita bisa ambil baby steps, dikit-dikit aja asal progress. Semua demi kesehatan jiwa dan raga. Bukan begitu? Beberapa poin ini bisa teman-teman coba, bagitu juga ini jadi reminder buat aku pribadi. Simak ya: 1. Take a break to breath Yes! Bernapas. Kalau lagi kena a...

Assalamualaikum Lappeenranta!

Halo-halo... Setelah beberapa bulan off dari blog akhirnya balik lagi. Dalam beberapa bulan terakhir emang lagi sibuk-sibuknya urus ini itu dan segala perintilan persiapan studi lanjut di Finlandia. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya dari Indonesia ke kota Lappeenranta di Finlandia tempat saya akan belajar dalam beberapa tahun ke depan. Setelah resign dari kantor di Bali, akhirnya saya pulang ke rumah orang tua. Sekitar tiga minggu akhirnya waktu itu saya gunakan untuk berkunjung ke beberapa lokasi sekitar Wonogiri, termasuk Solo, Sragen, dan tentu saja Jogja. Tidak hanya sekedar plesir, tapi saya benar-benar berusaha menggunakan waktu yang saya miliki untuk bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Ditambah lagi senang sekali bisa bersilaturahmi ke kampus tercinta. Setiap sebelum pergi studi lanjut, saya selalu re-charge kembali ke kampus saat S1 demi mendengarkan wejangan ataupun cerita-cerita seru dari dosen-dosen di Pendidikan Fisika.  Waktu yang dinanti ti...