Langsung ke konten utama

QnA Gimana Rasanya Kuliah di Korea?

Hai semua!

Liat-liat youtube sekarang marak banget yang namanya QnA atau question and answer. Yup, tulisan kali ini tentang QnA kuliah di Korea. Kemarin pas liburan di Indo selama 2 minggu banyak banget yang nanya dan rata-rata pertanyaanya mirip-mirip. Nah ini kurangkum aja biar jadi satu artikel yang semoga bermanfaat buat kalian yang penasaran gimana rasanya kuliah di korea. Yuk simak!

Q1: Gimana rasanya kuliah di Korea?
Syukuran ultah dan kelulusan dua senior lab
A1: Rasanya ada enaknya ada enggaknya. Nggak semua hal di sini indah, tapi ya nggak buruk semua juga. Sebenarnya ini lebih ke preferensi masing-masing orang. Kalau saya sendiri sih selama menikmati semua hal yang dihadapi, ya enak-enak aja.

Q2: Kasih contoh dong, enaknya apa dan nggak enaknya apa?
A2: Enaknya misalnya bisa punya banyak temen dari luar negeri, nggak cuma Indonesia sama Korea aja, tapi juga negara-negara lain. Bisa juga jalan-jalan di Korea, nyobain makanannya, belajar budayanya, bahasanya, dll. Nggak enaknya harus bisa beradaptasi dengan cuaca yang ekstrim (suhu di sini bisa minus 8 derajat di musim dingin, sementara musim panas bisa 38 derajat), mau bekerja dan belajar lebih keras dari pada di Indonesia, dan masih banyak hal lainnya.

Q3: Wah, bisa ngerasain salju, enak dong pasti?
A3: Hahaha, nggak juga. Tangan jadi beku dan harus pakai jaket berlapis-lapis. Nggak ada tuh sejarahnya karena hujan salju terus kuliah libur. Big No. Walau hujan salju nggak bisa enak-enak tidur, tapi tetep aktivitas berjalan seperti biasa. Sebenernya salju itu turun dalam satu musim dingin paling cuma 3-4 kali saja, nggak setiap hari.

Q4: Gimana makannya sehari-hari?
A4: Makanan sehari-hari tetep makanan indo kok. Karena di sini umumnya ada unsur babinya, maka pilihan terbaik adalah memasak. Jadilah biasa saya masak 2-3 kali seminggu. Habis masak makanan ditaruh kulkas. Kalau mau makan baru ambil di piring atau wadah terus panaskan makanan dalam microwave. So easy!

Q5: Ibadah disana gampang nggak sih?
A5: Alhamdulillah dimudahkan. Ada satu ruang doa umum (interfaith prayer room) di sekolah saya. Karena mostly yang pakai muslim, jadilah ruang itu mushola. Ruang kecil itu bisa diisi sekitar 7-8 orang. Biasa kami solat di situ, atau kalau mau bisa juga solat di lab. Boleh kok minta izin dari aktivitas lab buat solat. Nah tapi kalau sedang diluar sekolah kami bisa solat di mana saja, misalnya di lorong yang sepi, dekat lift, tempat makan, di stasiun, di ruang menyusui, atau di kereta. Orang-orang disini mostly menghargai dan nggak terlalu memperdulikan juga. Jadi insyaAllah aman-aman saja.

Q6: Kuliahnya pakai bahasa apa?
A6: Kuliah pakai bahasa inggris dan korea. Campur-campur. Bisa 70% bahasa korea, 30% bahasa inggris. Berasa jadi alien sih emang, tapi ya itulah mengapa harus belajar lebih keras.

Q7: Ceritain kegiatan sehari-hari dong!
A7: Sehari-hari sih mostly di lab. Kami ada jam kerja dari jam 9 pagi hingga 6 sore. Tapi biasanya kami masih stay di lab setelah jam kerja. Bisa jadi karena kerjaan belum selesai atau memang mau belajar di lab. Barulah kembali ke dormitory jam 10 atau 11. Kalau ada kelas, kami boleh meninggalkan lab, lalu ikut kelas. Tapi setelah kelas ya balik lagi ke lab. Kalau akhir pekan bisa tuh santai jalan-jalan, gulung-gulung di dormitory, atau kalau memang sedang sibuk ya bisa saja sih ke lab. Hahahah...

Q8: Bahasa apa yang dipakai sehari-hari?
A8: Bahasa inggris. Tapi kalau ketemu temen indonesia ya bahasa Indonesia, kadang malah bahasa jawa kalau memang ketemu sesama orang jawa. Nah tapi kalau ke pasar atau stasiun, memang mau nggak mau bahasa korea harus dipakai. Itu sebabnya perlu bisa bahasa korea walau untuk hal-hal yang sederhana. Pernah tuh, saya naik taksi dari terminal bus ke sekolah sewaktu baru saja balik dari Indo. Nah di saat itulah bapak sopir ngajak ngobrol terus selama perjalan. Ya Tuhan, berasa ujian bahasa korea mendadak!
Nah tipsnya adalah, kuasai beberapa kosa kata yang penting sehingga setidaknya kalian bisa menebak-nebak maksudnya. Hehehe...

Q9: Di Korea kan nggak ada motor tuh, terus gimana?
Ikutan bikin kimchi

A9: Siapa bilang di Korea nggak ada motor. Ada kok, biasanya buat antarkan makanan atau dilivery order. Pernah juga liat motor di kompleks persawahan buat angkut barang dari atau ke sawah. Kalau disini orang-orang terbiasa pakai transportasi umum seperti bus, subway, kereta, ataupun taxi. Makannya disini jarang macet kecuali di kota besar seperti di Seoul atau Busan. Itupun sepertinya macetnya di jam-jam tertentu saja.
Q10: Gimana caranya survive di Korea?
A10: Pandai-pandai beradaptasi. Itu kuncinya. Misal cuaca dingin ya pakai jaket tebal supaya tetap hangat. Harus selalu ingat bahwa kesehatan itu penting, jadi makan harus teratur. Memang harus mau masak sendiri kalau mau hemat dan aman. Selain itu juga harus mau belajar bahasa korea, mau mengikuti budaya kerja orang korea, dan tentu saja tidak banyak mengeluh. Banyak mengeluh membuat otakmu berfikir segala sesuatunya sulit dan menyedihkan. Sedangkan bersyukur akan membuat otakmu berfikir bahwa setiap kesulitan ada kemudahan dan hidupmu menjadi lebih menyenangkan.

Yap, itulah hal-hal yang sekilas gambaran tentang rasanya kuliah di Korea. Jadi, habis ini masih ada yang pengen kuliah di Korea juga?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Finally, LUT chose me🚀

Hai hai... Tak terasa saya sudah tinggal sekitar enam bulan di Bali. Tentu saja ini hal yang saya sangat syukuri, punya kesempatan tinggal di salah satu destinasi wisata impian sejuta umat. Sunset di pantai Bali memang sungguh cantik. Ditambah lagi dengan debur ombak yang cukup kuat di daerah pesisir barat memang jadi daya tarik bagi para surfer.  Well, I want to share some great news! Finally, I am accepted at Lappeenranta-Lahti University of Technology (LUT) Finland! Yey!!!😍 Sebenarnya penguman penerimaan ini sudah saya terima sejak sebulan lalu. Perjalanan menemukan tempat belajar memang tidak mudah. Apalagi sebelumnya saya juga masih galau memikirkan apa yang saya suka, apa yang saya inginkan, dan akan seperti apa di masa depan. Setelah bekerja beberapa bulan di manufaktur, saya merasakan sedikit monoton. Meskipun ada tantangan-tantangan baru yang dihadapi baik dengan pekerjaan itu sendiri dan orang-orang sekitar, tapi ada satu hal yang sepertinya terasa beda. Kebahagiaan yang say

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bisa li

Assalamualaikum Lappeenranta!

Halo-halo... Setelah beberapa bulan off dari blog akhirnya balik lagi. Dalam beberapa bulan terakhir emang lagi sibuk-sibuknya urus ini itu dan segala perintilan persiapan studi lanjut di Finlandia. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya dari Indonesia ke kota Lappeenranta di Finlandia tempat saya akan belajar dalam beberapa tahun ke depan. Setelah resign dari kantor di Bali, akhirnya saya pulang ke rumah orang tua. Sekitar tiga minggu akhirnya waktu itu saya gunakan untuk berkunjung ke beberapa lokasi sekitar Wonogiri, termasuk Solo, Sragen, dan tentu saja Jogja. Tidak hanya sekedar plesir, tapi saya benar-benar berusaha menggunakan waktu yang saya miliki untuk bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Ditambah lagi senang sekali bisa bersilaturahmi ke kampus tercinta. Setiap sebelum pergi studi lanjut, saya selalu re-charge kembali ke kampus saat S1 demi mendengarkan wejangan ataupun cerita-cerita seru dari dosen-dosen di Pendidikan Fisika.  Waktu yang dinanti tiba.