Hai semua,
Mumpung ada waktu nih jadinya pengen nulis. Tulisan ini masih agak-agak nyambung dari tulisan kemarin yang kata adek aku mengandung bawang. Hahahaha...Ya terlepas dari mengandung bawang atau enggak, tahun 2020 kemarin emang sangat berat buat aku. Many moments just broke me into pieces and it was not easy at all to stand up again. Apakah itu yang dibilang dengan quarter life crisis? Entahlah.
Sebelum tahun 2020 berakhir kemarin, aku sempet liat postingan @nedratawwab, seorang psikoterapis yang emang super keren dan sering encourage people to re-think and lebih menyayangi dirinya sendiri. Aku pribadi follow @nedratawwab berkat ngobrol sama mas Alif sekitaran November lalu. Thank you for your encouragement :)
Nah ada satu postinganya yang aku tertarik banget, judulnya 9 Questions to Ponder Before You Wrap Up 2020. Di situ ada 9 pertanyaan yang bikin kita kilas balik, belajar apa saja selama 2020. Di postingan ini bakal jadi jawaban dari 9 pertanyaan tersebut. Semoga tulisan ini memberikan energi positif buat yang baca. You are not alone. Mungkin kamu yang baca juga jadi tertarik untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini. :)
1. What did 2020 teach me about myself?
Aku menghadapi kegagalan yang pahit. Buat mengingatnya aja masih buat sakit hati. Hahahaha..., but yeah, maybe that one was a challenge for me to grow. Kegagalan itu memang menakutkan, tapi momen itu juga menyadarkan aku bahwa ketika aku gagal, nggak berarti dunia berakhir. Masih ada kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa dicoba. 2020 juga mengajarkan aku buat me-manage waktu dengan lebih baik. Buat perencanaan dalam seminggu, tulis apa-apa yang perlu diselesaikan setiap harinya. It helped me alot. Dengan kerjaan yang seabrek alhamdulillah satu-satu bisa selesai.
2. From last year to now, how have I grown (big and small?)
Aku jadi bisa lebih ekspresif dan jujur dalam perasaan. Nggak berusaha lari dari kenyataan. Kalau lagi sedih ya akui, embrace, bukan denying. Kalau ada hal yang ngeganjel, aku coba tulisin di jurnal supaya nggak mbundet semuanya di dalem otak. Sebenernya bisa aja cerita ke orang lain, tapi kadang agak takut memberikan beban ke orang itu atau malah tersebar. Jadi boleh aja sih cerita, tapi pastikan orang itu terpercaya. Aku juga belajar untuk holding my anger. Dari pada meledak-ledak, lebih baik pikirkan lagi apakah marah itu necessary, lalu diam sejenak jadi kunci. Hold dulu aja.
3. How did I cope with stress? What can I do differently to manage my stress?
Nah, ini poin yang bener-bener aku latihan banget yaitu managing stress. Ada beberapa cara, pertama bubble breath. Atur nafas dalam hitungan teratur selama 10-15 menit. Kedua, tanya dulu ke diri sendiri, apakah kamu lapar? mengantuk? lelah? Jika lapar, makan dulu. Mengantuk dan lelah? Tidur. Yash, it works. Ketiga, jalan keluar sebentar. Waktu itu pernah ada kejadian yang bikin stress banget, ya udah jalan dulu keluar nyari kopi favorit, sambil mikir-mikir lagi. Terus abis itu ketemu temen-temen, ngobrol, jadi agak nyaman. Keempat, call your favorite person!
4. In what ways will I take better care of myself in 2021?
Drink more water, sleep more, eat better food. It is totally okay to lay down a whole day on Saturday. If your friend asks to go out and you feel not okay or you want to take a rest, then just say no. It is fine to say no for the sake of your self. No need to go to lab on weekend, but you can start working again on Sunday night. Journal book will be available 24/7. Write down anytime you want. Asking for help if you really need to.
5. What limiting beliefs am I holding on to?
1) Gagal adalah sesuatu yang buruk. 2) Egois sesuatu yang buruk. 3) Say no means not good.
6. How will my life be different if I released my limiting beliefs?
1) Stress nambah and this anxiety will never end. Gagal tidak selamanya buruk. Tetep fokus kedepan, balik ke tujuan awal. Pasti ada jalan. 2) Egois nggak selamanya buruk, ada kalanya boleh kok egois, selama itu baik untuk dirimu dan tidak merugikan orang lain. Misalnya, mau tidur seharian dengan matiin notif hape di akhir pekan is totally okay. 3) Say no ketika lelah, ingin waktu sendiri, itu nggak apa-apa. Intinya, your self first, then the others.
7. What do I need to practice doing more or less of?
a) Do minimum one good thing everyday, as simple as smiling to others b) Maximum stay up for study or etc till 2 am. If necessary to stay more, then the limit is 4 am, but only once a week. If today I stay up till 4 am, then within a week I will not do the same. c) Saving money more, minimum 30% from total salary. d) Do something fun at the weekend to recharge yourself. e) Keep a distance from spv, as long as his comments make sense, then it is okay to follow. If his comments do not make sense, you can drop them as fast as you throw away trash into the bin. f) Diriku harus belajar lebih legowo dan selow. Omongan orang jangan dibawa berat-berat.
8. What boundary issues do I see in my relationship with others?
Takut melukai hati orang lain, takut mengecewakan, takut membuat orang lain sedih. Nah poin-poin itu sebenarnya nggak selamanya buruk, tapi ketika ketakutan-ketakutan itu ditempatkan pada lokasi atau momen yang nggak pas, ya bisa repot.
9. What's one small thing I can do to change my life?
Be honest with your self. Love your self more. Appreciate your self more.
Nah kira-kira itu beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari 2020. Alhamdulillah bisa banyak belajar. Proses adulting emang susah, tapi asal tetap terus tumbuh, dan mau belajar, aku rasa itu udah jadi poin yang bagus. Kalau bisa lebih sayang sama diri sendiri, aku yakin rasa sayang itu juga akan bisa sampai pada orang-orang sekitar. Ayo semangat untuk 2021!
Eh hari ini turun salju, yey!
Komentar
Posting Komentar