Selamat lebaran semuanya... Minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir batin :)
Semoga kita menjadi orang yang lebih lapang, saling memaafkan, dan tentu jadi orang yang lebih baik lagi.
Beberapa teman saya banyak yang tanya, "Gimana rasanya lebaran di Korea?" Menyenangkan. :)
Memang, tak ada hari libur panjang seperti di Indonesia. Lebaran tahun ini juga tak bertepatan pada hari libur. Tapi sebenarnya ada surat edaran dari Kedutaan Besar Indonesia yang ada di korea. Surat tersebut bisa digunakan untuk meminta izin kepada professor. Nah, tahun ini saya tak mau ambil libur, tetapi saya meminta izin untuk datang terlambat. Saya juga menggunakan surat itu untuk izin dari kelas, karena kebetulan jam salat idul fitri bertepatan dengan jam kelas pagi. Bagi mahasiswa, sebenarnya mudah untuk meminta izin kepada professor, jadi tak ada kesulitan yang berarti. :)
Di Indonesia, salat idul fitri biasa dilaksanakan pukul 6.30 pagi. Tetapi di sini salat dilaksanakan sekitar pukul 9.30 pagi. Tapi tahun ini saya dan teman-teman berangkat lebih pagi untuk membantu jika ada hal-hal yang belum terselesaikan di masjid. Alhamdulillah, pagi itu pula kami bisa menikmati semangkuk lontong opor. Yeeeyy...
Sekitar pukul 10.30 seluruh rangkaian ibadah salat idul fitri selesai. Kami pun saling bermaaf-maafan dan tak lupa mengambil foto bersama teman-teman. Sepulang dari masjid, tak lupa saya langsung berlebaran dengan keluarga di rumah lewat video call. Sedih rasanya ketika tak bisa mencium tangan kedua orang tua di hari yang suci. Kesabaran dan kebesaran hati mereka untuk rela tak berlebaran bersama sangat luar biasa. :(
Sesuai perjanjian saya dengan professor maka setelah makan siang saya kembali ke lab dan bekerja seperti biasa. Sore harinya, sesuai kesepakatan dengan teman-teman Indonesia, kami memasak bersama-sama di dapur asrama dan makan malam bersama.
Acara masak bersamapun berlangsung seru. Rasanya lama sekali kami tak berkumpul bersama. Alhamdulillah di ramadhan tahun ini kami bisa buka bersama sekali, lalu makan bersama di hari lebaran. Sebenarnya menu makanan yang kami masak sangatlah sederhana, yaitu nasi, tempe tahu goreng, sambal, lalapan, ayam bakar, dan sambal goreng. Tetapi, yang membuatnya nikmat adalah kebersamaan dan suasana idul fitri.
Suasana makan malam semakin ramai dengan kehadiran beberapa alumni kampus kami yang turut bergabung lewat video call. Satu berada di Kalimantan, satu di Perancis, satu di Irlandia, dan satu lagi di Finlandia. Bersyukur sekali dengan adanya teknologi, jarak yang sangat jauh sekalipun dengan perbedaan waktu yang panjang, rasanya bisa begitu dekat. Satu teman kami asal malaysia juga ikut, jadi suasana semakin seru. Kue lebaran yang ia bawa dari malaysia beberapa waktu lalu mengingatkan kami pada jajanan-jajanan khas lebaran yang ada di rumah. Beberapa teman kami juga sempat membuat kue nastar dan dibagikan saat makan bersama. Ah, kangennya dengan lebaran di tanah air. :')
Yap, begitulah rasanya berlebaran jauh dari rumah, jauh dari orang tua, sanak saudara. Tapi di sini teman-temanlah yang jadi keluarga. Orang-orang Indonesia yang tinggal disini lah yang jadi saudara terdekat. Itulah yang perlu disyukuri, sehingga lebaran di sini terasa menyenangkan! :)
Semoga kita menjadi orang yang lebih lapang, saling memaafkan, dan tentu jadi orang yang lebih baik lagi.
Beberapa teman saya banyak yang tanya, "Gimana rasanya lebaran di Korea?" Menyenangkan. :)
Memang, tak ada hari libur panjang seperti di Indonesia. Lebaran tahun ini juga tak bertepatan pada hari libur. Tapi sebenarnya ada surat edaran dari Kedutaan Besar Indonesia yang ada di korea. Surat tersebut bisa digunakan untuk meminta izin kepada professor. Nah, tahun ini saya tak mau ambil libur, tetapi saya meminta izin untuk datang terlambat. Saya juga menggunakan surat itu untuk izin dari kelas, karena kebetulan jam salat idul fitri bertepatan dengan jam kelas pagi. Bagi mahasiswa, sebenarnya mudah untuk meminta izin kepada professor, jadi tak ada kesulitan yang berarti. :)
Di Indonesia, salat idul fitri biasa dilaksanakan pukul 6.30 pagi. Tetapi di sini salat dilaksanakan sekitar pukul 9.30 pagi. Tapi tahun ini saya dan teman-teman berangkat lebih pagi untuk membantu jika ada hal-hal yang belum terselesaikan di masjid. Alhamdulillah, pagi itu pula kami bisa menikmati semangkuk lontong opor. Yeeeyy...
Sekitar pukul 10.30 seluruh rangkaian ibadah salat idul fitri selesai. Kami pun saling bermaaf-maafan dan tak lupa mengambil foto bersama teman-teman. Sepulang dari masjid, tak lupa saya langsung berlebaran dengan keluarga di rumah lewat video call. Sedih rasanya ketika tak bisa mencium tangan kedua orang tua di hari yang suci. Kesabaran dan kebesaran hati mereka untuk rela tak berlebaran bersama sangat luar biasa. :(
Sesuai perjanjian saya dengan professor maka setelah makan siang saya kembali ke lab dan bekerja seperti biasa. Sore harinya, sesuai kesepakatan dengan teman-teman Indonesia, kami memasak bersama-sama di dapur asrama dan makan malam bersama.
Acara masak bersamapun berlangsung seru. Rasanya lama sekali kami tak berkumpul bersama. Alhamdulillah di ramadhan tahun ini kami bisa buka bersama sekali, lalu makan bersama di hari lebaran. Sebenarnya menu makanan yang kami masak sangatlah sederhana, yaitu nasi, tempe tahu goreng, sambal, lalapan, ayam bakar, dan sambal goreng. Tetapi, yang membuatnya nikmat adalah kebersamaan dan suasana idul fitri.
Suasana makan malam semakin ramai dengan kehadiran beberapa alumni kampus kami yang turut bergabung lewat video call. Satu berada di Kalimantan, satu di Perancis, satu di Irlandia, dan satu lagi di Finlandia. Bersyukur sekali dengan adanya teknologi, jarak yang sangat jauh sekalipun dengan perbedaan waktu yang panjang, rasanya bisa begitu dekat. Satu teman kami asal malaysia juga ikut, jadi suasana semakin seru. Kue lebaran yang ia bawa dari malaysia beberapa waktu lalu mengingatkan kami pada jajanan-jajanan khas lebaran yang ada di rumah. Beberapa teman kami juga sempat membuat kue nastar dan dibagikan saat makan bersama. Ah, kangennya dengan lebaran di tanah air. :')
Yap, begitulah rasanya berlebaran jauh dari rumah, jauh dari orang tua, sanak saudara. Tapi di sini teman-temanlah yang jadi keluarga. Orang-orang Indonesia yang tinggal disini lah yang jadi saudara terdekat. Itulah yang perlu disyukuri, sehingga lebaran di sini terasa menyenangkan! :)
Komentar
Posting Komentar