Langsung ke konten utama

Packing buat kuliah ke luar negeri, apa aja yang perlu dibawa?

Hai semua!

Seminggu awal kuliah di semester spring 2019 ini sedikit membawa kenangan tentang setahun lalu saat menjadi maba di KIT. Tahun lalu saat migrasi ke korea untuk pertama kalinya, ada dua koper dan satu ransel yang saya bawa. Kalau di total sih sekitar 30 kg.
Nah, buat kalian yang mau berangkat kuliah ke luar negeri untuk pertama kali, mungkin bingung mau bawa apa aja. Selain laptop atau notebook buat ngerjain tugas dan seperangkat gadget yang kamu punya, benda-benda berikut ini yang ada baiknya kamu bawa. Apa aja?
Nasi goreng favorit di Korea, enak bangeeettt
  1. Baju
    Ini kebutuhan primer yang harus banget kamu bawa. Buka lemari kamu, bongkar. Pilih beberapa baju yang bisa dipakai kuliah ataupun hangout dan pilih beberapa baju untuk santai di rumah (aka. baju tidur). Kalau kuliah diluar negeri sepengalaman saya boleh banget kok pakai kaos ke kampus. Intinya harus sopan. Tidak harus kemeja atau baju formal seperti kuliah di Indonesia. Tapi bolehlah siapkan satu atau dua baju yang bisa dipakai urusan formal. Oh ya, baju yang kalian bawa kalau bisa disesuaikan dengan musim negara tujuan kalian. Misal negaranya baru musim dingin, lebih baik bawa pakaian hangat. Kalau pas musim panas, bawalah baju yang nyaman dan menyerap keringat. Tak perlu banyak sekaligus. Nanti kalian bisa sedikit-sedikit beli di tempat tujuan. Oh ya, kalau negara tujuan sedang musim dingin, persiapkan pula jaket tebal satu atau dua. Setidaknya jaket tebal itu mampu menahan tubuh kalian dari dingin. Dulu pertama kali datang saya hanya punya satu jaket tebal. Tapi seiring berjalannya waktu jumlah jaket tebal itu bertambah. Beli second hand pun tak apa, tak harus baru demi menghemat anggaran. Hehehe...
  2. Selimut
    Lah, kok bawa selimut juga? Eits, gini. Ketika kalian dateng, kalian pasti capek banget dan butuh tidur yang nyaman. Selain itu, ketika kalian datang ditempat yang baru, nggak mungkin kalian langsung beli selimut kan? Selain harganya yang mahal, kalaupun kalian pinjam ke teman, ya kalau teman kalian punya selimut lebih. Kalau enggak? Kan bisa kedinginan. Bawalah satu selimut yang tipis saja biar muat di koper. :)
  3. Seprei kasur
    Ini juga kebutuhan primer guys. Misal nih kalian tinggal di dormitory, kasur udah pasti tersedia. Ingat, itu kasur umum, jadi lebih baik diberi alas supaya tetap bersih dan tidur kalian nyenyak. 
  4. Alat ibadah
    Kebutuhan wajib ini jangan sampai ketinggalan ya guys. Bagi yang muslim, bawalah alat solat seperti mukena atau sarung lengkap dengan sajadahnya. Bagi yang non muslim, bawalah atribut keagamaan kalian yang biasa kalian pakai buat ibadah. Bawa juga kitab suci kepercayaan kalian ya. Ingat, menjaga kondisi rohani kita itu sangat penting. 
  5. Alat mandi
    Benda ini terlihat sepele tapi sangat penting. Bawalah satu sikat gigi, pasta gigi, sebotol sabun, sebotol sampo, facial wash, dan handuk. Easy kan? Biar nggak ribut kalau mau mandi di tempat yang baru. 
  6. Alat make up
    Guys, ini nggak cuma berlaku buat cewek aja. Cowok juga butuh lho. Alat make up dasar yang perlu kalian bawa misalnya handbody, deodoran, pelembab wajah. Kalau cewek pasti lebih lengkap sih, mulai dari cleanser, toner, cream day and night, BB cream, sunscreen, bedak, lipstik, pensil alis, eyeliner, maskara, dan masih banyak lagi mungkin. Satu lagi yang jangan dilupakan, sisir, supaya rambut kalian tetap terawat dan rapi.
  7. Alat makan
    Kedengarannya sepele, tapi percaya atau enggak, kalian butuh. Kalau mau simple sih bawa satu lunch box, satu sendok, satu garpu, dan satu wadah air minum. Itu udah cukup kok. Tapi kalau mau bawa satu gelas juga boleh. Bawa yang plastik aja ya, jangan kaca supaya aman dan nggak pecah.
  8. Hanger baju
    Masakan korea, tapi lupa namanya :(

    Ini mungkin terdengar lebih aneh lagi. Tapi sepengalaman saya ini dibutuhkan lho, untuk gantung jaket, handuk, atau baju-baju kalian. Bawalah hanger baju yang berbahan plastik atau kawat supaya mudah diatur di dalam koper. Tak perlu banyak, mungkin 5 sudah cukup.
  9. Obat-obatan pribadi
    Bukannya mengharap sakit, tapi tak ada salahnya membawa obat-obatan. Misalnya, minyak kayu putih, obat pereda demam, obat pereda nyeri, obat flu, obat batuk, obat sakit perut, dan vitamin. Kadang perbedaan suhu yang ekstrim dan kondisi badan yang lelah menyebabkan imun melemah, alhasil kondisi badan jadi tumbang. Kala jauh dari rumah dan masih bingung cari apotek atau dokter, maka obat-obatan tersebut sangatlah berguna. Trust me :)
  10. Bahan makanan
    Kadang ini dilupakan, padahal penting banget. Boleh banget kalian bawa susu bubuk, sereal, bubur instan, mie instan, abon, saos sachet, kecap, aneka macam sambal instan, sambel kacang, kue kering, sosis, kornet, dan aneka bumbu instan masakan khas Indonesia. Serius ini sangat-sangat berguna. Selain menyelamatkan perut kalian dari kelaparan, bahan makanan tersebut juga membantumu bertahan sembari menyesuaikan lidah dengan rasa masakan di tempat yang baru. 

Banyak ya? Hahaha... Tapi sepengalaman saya, benda-benda itu sangatlah berguna untuk survive setidaknya seminggu atau sebulan pertama. Mungkin terdengar agak aneh dan ribet, tapi percayalah, kalian nggak bisa prediksi kemungkinan-kemungkinan yang bakal kamu hadapi di tempat yang baru. Selain itu, budget kalianpun menjadi lebih hemat karena kalian tak perlu membeli banyak barang sekaligus saat kalian sampai di tempat yang baru. Iya kan?
Semoga bermanfaat!!!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Finally, LUT chose me🚀

Hai hai... Tak terasa saya sudah tinggal sekitar enam bulan di Bali. Tentu saja ini hal yang saya sangat syukuri, punya kesempatan tinggal di salah satu destinasi wisata impian sejuta umat. Sunset di pantai Bali memang sungguh cantik. Ditambah lagi dengan debur ombak yang cukup kuat di daerah pesisir barat memang jadi daya tarik bagi para surfer.  Well, I want to share some great news! Finally, I am accepted at Lappeenranta-Lahti University of Technology (LUT) Finland! Yey!!!😍 Sebenarnya penguman penerimaan ini sudah saya terima sejak sebulan lalu. Perjalanan menemukan tempat belajar memang tidak mudah. Apalagi sebelumnya saya juga masih galau memikirkan apa yang saya suka, apa yang saya inginkan, dan akan seperti apa di masa depan. Setelah bekerja beberapa bulan di manufaktur, saya merasakan sedikit monoton. Meskipun ada tantangan-tantangan baru yang dihadapi baik dengan pekerjaan itu sendiri dan orang-orang sekitar, tapi ada satu hal yang sepertinya terasa beda. Kebahagiaan yang say

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bisa li

Assalamualaikum Lappeenranta!

Halo-halo... Setelah beberapa bulan off dari blog akhirnya balik lagi. Dalam beberapa bulan terakhir emang lagi sibuk-sibuknya urus ini itu dan segala perintilan persiapan studi lanjut di Finlandia. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya dari Indonesia ke kota Lappeenranta di Finlandia tempat saya akan belajar dalam beberapa tahun ke depan. Setelah resign dari kantor di Bali, akhirnya saya pulang ke rumah orang tua. Sekitar tiga minggu akhirnya waktu itu saya gunakan untuk berkunjung ke beberapa lokasi sekitar Wonogiri, termasuk Solo, Sragen, dan tentu saja Jogja. Tidak hanya sekedar plesir, tapi saya benar-benar berusaha menggunakan waktu yang saya miliki untuk bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Ditambah lagi senang sekali bisa bersilaturahmi ke kampus tercinta. Setiap sebelum pergi studi lanjut, saya selalu re-charge kembali ke kampus saat S1 demi mendengarkan wejangan ataupun cerita-cerita seru dari dosen-dosen di Pendidikan Fisika.  Waktu yang dinanti tiba.