Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2018

Rasanya Kuliah di Korea? (Part 2, Belajarlah!)

Selamat datang bagi kalian yang baru pertama kali singgah di blog saya. Halo... Lanjut ke part 2 ya... bagi yang belum baca part 1 dan cerita-cerita lain, silakan habis ini lanjut ke tulisan-tulisan itu. :)) Nah di part ini saya akan lebih membahas yang kaitannya dengan kuliah atau hal akademik. Pas awal-awal kuliah di sini, tips mudahnya adalah akrabkan diri dengan mahasiswa Indonesia yang ada di sini, room-mate, dorm-mate, dan labmate. Why? Kalian akan membutuhkan banyak bantuan dari mereka, percayalah! Orientasi kampus Hari pertama kuliah, tentu saja isinya orientasi dari kampus. Orientasi seputar gambaran kehidupan kampus, manner, dan kebijakan-kebijakan yang ada di kampus maupun di Korea secara umum. Awal-awal di kampus, jangan biarkan dirimu terkurung di kamar asrama, keluarlah! Lihat-lihat suasana kampus, gedung-gedung kampus, dan tentu saja tempat-tempat di sekitar kampus. Hafalkan letak tempat-tempat penting di kampus, misalnya ruang lab, international office, stu

Rasanya Kuliah di Korea? (Part 1, Berdamailah!)

Hi para gabuterss.... Tak terasa sudah lebih dari dua minggu saya hidup di negeri orang, alias di Korea sebagai mahasiswa KIT. Banyak yang tanya, gimana rasanya hidup sebagai mahasiswa di Korea, gimana kehidupan mahasiswa di kampus sini, dll yang inti pertanyaannya sebenarnya sama aja. Hehehe... Baiklah, dari pada jawab satu-satu lebih baik saya tulis saja di sini ya, tapi akan saya bagi jadi dua part supaya tidak terlalu panjang. :)) Awal-awal hidup di sini, perbedaan yang paling kerasa yaitu cuaca. Kebetulan ini masih winter, jadi ya dingin. Suhu bisa berkisar 0-20 an derajat celcius. Kemarin sempat turun salju, jadi suhu mungkin  bisa minus. Kalau dingin, gigi bisa bergetar sendiri, tangan terasa kebas dan beku saking dinginnya. Meskipun salju hujan lebat, kuliah tetap jalan seolah tidak terjadi apa-apa. Paling professor lebih pengertian aja kalau kami terlambat masuk lab, karena salju sedang lebat. Tapi selain itu, jadwal tetap berjalan seperti biasa. Kalaupun ada kelas di ma

Study Abroad? (Part 3, Welcome to Korea)

Hai lagi... Sekalian deh ya mumpung saya masih longgar (besok sudah mulai ketemu prof dan ngelab, jadi sepertinya ke depan bakal agak susah ngeblog) jadi sekalian aja part 3 nya yaa... semoga pada enggak capek bacanya.. hehehe... Setelah berkas di submit ke admission, saatnya menunggu hasil. Deg-degan pasti iya, tapi tetep optimis karena prof sudah oke. Setelah setelah lama menunggu akhirnya pengumuman tiba. Saatnya mengurus visa. Sebelum urus visa, langsung urus dulu sertifikat bebas TB. (Baca postingan sebelumnya ya buat bebas TB dan visanya :D). Setelah keduanya sudah ditangan, langsung saja beli tiket. Nah, ini kesalahan fatalku waktu itu. Belilah tiket sekaligus bagasinya. Bodohnya diriku ini, beli tiket yang tak ada bagasinya. Alhasil bayar bagasi saja lebih dari empat juta (>.<). Serius itu sedih banget... Alhasil setelah di korea jadi harus ekstra hemat. Baiklah, itu sisi buruknya. Kita pindah aja ke sisi yang oke-oke saja ya... Hari itu tanggal 27 Februari 2018

Study Abroad? (Part 2, The Consequence of Yes)

Yohowww.... Lanjut yuk ke part 2... Maaf lama update dari part 1. Hehehehe... Semoga kalian enggak bosen ya... Banyak yang tanya, gimana sih caranya bisa sampe sekolah di Korea? Yap, bakal kuceritakan. Di part satu, intinya saya dapat email dari professor yang intinya menerimaku sebagai mahasiswanya dan sebagai member di laboratoriumnya. So, konsekuensinya apa? Screenshoot application form Hari itu setelah dapat email dari Prof, langsung saya urus admissionnya alias pendaftaran masuk ke universitasnya. Waktunya sangat mepet, karena saya hanya punya satu hari saat itu. Siang dapat email dari prof pas di kantor, sorenya pulang dari kantor langsung berangkat ke kampus untuk urus berkas. Deadline pukul 5pm Korea, atau 3pm Indonesia. Oke, berarti saya punya waktu kurang dari 24 jam.  Sampai di kampus udah malem, ketemu sama junior (Hai Egy, Febri, dan para junior di SIM thanks for everything) buat dibantuin beberapa hal. Udah malem akhirnya balik ke kosan lama buat num

Bagaimana Mengurus Visa Pelajar Korea (D-2 Visa)?

Hai hai.... Masih seputar persiapan sebelum berangkat ke Korea. Step paling inti selanjutnya yaitu membuat visa. Well, apa saja yang dibutuhkan dan bagaimana prosesnya? Yuk disimak :) 1. Siapkan berkas-berkas berikut: a. Formulir plus foto ukuran 3,5 cm x 4,5 cm background putih 80% wajah (ditempel di formulir) b. Paspor asli dan fotokopi identitas paspor beserta halaman cap negara-negara yang sudah dikunjungi beserta visanya (negara Amerika dan OECD jika ada) c.  Certificate of Admission atau surat penerimaan resmi dari kampus, Letter of Acceptance d. Certificate of Scholarship (ini penting banget, karena ini yang akan menggantikan rekening koran orang tua) e. Fotokopi Kartu Keluarga Visa D23 ...siap2 ganti visa D24 :) f.  Certificate of Health plus hasil tes TB dari rumah sakit, g. Uang sebanyak Rp816.000,00. Untuk lebih jelasnya coba lihat disini . 2. Datang ke kedubes korea Datanglah lebih awal. Pengajuan visa akan dilayani pada hari Senin-Jumat pukul 09.00-11

Mengurus Bebas TB di Rumah Sakit Premier Surabaya

Hi everyone... Postingan kali ini pasti berguna banget bagi kalian yang ingin mengurus visa ke Korea. Yap, jika kalian akan stay di Korea lebih dari 91 hari, maka salah satu persyaratan membuat visa Korea yaitu surat keterangan bebas TB yang dikeluarkan oleh rumah sakit yang sudah disetujui oleh pihak kedubes Korea. Coba cek informasinya disini yaa ... Sebenarnya rumah sakit terdekat dari tempat tinggal yaitu RS Sardjito yang ada di Jogja, akan tetapi untuk tes bebas TB di rumah sakit ini bisa menghabiskan waktu selama satu hingga dua minggu dengan biaya lebih dari satu juta. Saran bagi kalian yang ingin cepat mendapatkan surat bebas TB, bisa ke rumah sakit premier yang ada di Surabaya . No promosi yaaa...karena setiap rumah sakit beda kebijakan, jadi tes yang diberlakukan juga beda-beda. Misalnya, di RS Sardjito ada tes dahak, rontgent, dan satu lagi tes (maaf namanya lupa). Nah, kalau di RS Soetomo ada tes urin dan rontgent. Beda lagi dengan premier yang hanya tes kondisi fisik d

TOEFL ITP, TOEFL IBT, TOEIC?

Hi.. welcome back! Lama banget enggak update karena memang akhir-akhir ini sedang mondar-mandir urus sana sini buat kuliah di Korea. Bakal ada banyak cerita, tapi sepertinya satu-satu ya mulai dari tes bahasa inggris. Kenapa posting ini? Ya karena sudah pernah tes saja jadi sekalian sharing . Hehehe.... Apa itu TOEFL ITP, TOEFL iBT, dan TOEIC? Yap, semuanya adalah English Proficiency test, alias tes untuk uji kemampuan bahasa inggris. Nah, bedanya apa? TOEFL ITP Tes ini sangat populer di kalangan anak-anak kuliahan dan banyak banget yang belajar ini. Beberapa perusahaan di Indonesia mensyaratkan punya skor TOEFL ITP minimal 500 untuk bisa daftar, begitu pula dengan beberapa graduate school yang ada di Indonesia mensyaratkan hal yang sama. Tapi, saya sangat tidak menyarankan kalian belajar TOEFL ITP jika ingin melanjutkan kuliah di luar negeri. Kenapa? Hampir semua universitas di luar negeri akan menolak TOEFL ini (yah meski ada juga yang mau nerima dengan syarat skornya 550).