Finally Go Home....
Selasa, 7 Januari 2013. Ku buka mata perlahan. Selamat
pagi dunia.....Semangat-semangat!
Hari ini memang sudah ku agendakan untuk pulang ke
kampung halaman yaitu di Pracimantoro, Wonogiri. Ku sempatkan satu minggu untuk
berada di rumah. Karena sejak SMA aku mulai menimba ilmu di kota Solo, jadi
jarang sekali berada di rumah. Sekalinya pulang hanya beberapa hari ketika
akhir pekan. Apalagi semenjak kuliah, tambah jarang pulang.
Kadang aku merasa aneh. Aku tak begitu mengenal warga di
kampungku. Apalagi aku termasuk anak yang jarang keluar rumah. Pokoknya parah
banget lah. Hadeh,,,jangan dicontoh ya.
Sebelum pulang, terlebih dahulu aku bersih-bersih kamar
kos, biar nanti pas balik semua bersih, rapi dan nyaman. Lanjut ke packing barang-barang
yang mau dibawa pulang. Satu tas ransel cukup.
Pagi itu aku harus mengambil materi ajar untuk kuliah EAP
minggu depan. Pukul delapan kurang aku berangkat menuju UPTP2B. Sayang,
sesampainya di sana, menurut info dari mbak recepsionist, materi ajar baru bisa
diambil jam sembilan nanti. Hm,,,enaknya ngapain ya? Aha,,
Aku segera menuju ke gedung Porsima. Itu lho, gedung yang
dikelilingi GRHA UKM, Biro Kemahasiswaan, dan Student Center. Wah, ternyata di
sana masih sepi...banget, bener-bener nggak ada satupun orang di sana. Aku jadi
teringat tentang isu – isu kalau gedung Porsima itu agak horor. Hm,,,iyakah?
Tenang, itu hanya isu. Jangan berpikir yang aneh-aneh, begitu kataku dalam hati.
Niat ke sini kan baik.
Aku segera menuju ke aula Porsima di lantai 2. Terlihat
di pojok sana tumpukan kardus yang berisi karya ilmiah. Siiplah, mumpung sepi.
Jadi bisa bebas ngubrak-abrik tuh karya ilmiah. J
Aku masih ingat betul kata-kata mas Dika beberapa hari
yang lalu, nggak usah bingung dan repot-repot belajar struktur karya ilmiah
(Karya ilmiah adalah bla-bla-bla, terdiri dari ini-itu-lalu itu-kesimpulan-saran
dsb ). Mending langsung aja buka karya ilmiah yang udah jadi. Pelajari struktur
isinya dari situ. Makannya aku mau pinjam beberapa karya ilmiah untuk dipelajari.
Nggak hanya karya tulisnya yang mantap tapi juga debunya.
Pas banget sama aku yang alergi debu. Langsung deh, bersin. Hm,,,ayo berjuang.
Sesekali aku melihat ke arah belakang untuk memastikan
semua masih sama, dan baik-baik saja. Tiba-tiba terdengar langkah kaki. Eh,
ternyata ada bapak-bapak (kayaknya dari bagian kemahasiswaan ) yang membawa tiga amplop putih. “Mbak, kamu
DEMA, BEM, apa SIM?”, tanya bapak itu. “Saya dari SIM pak,”,jawabku. Bapak itu
lantas memberikan tiga amplop putih, yang ternyata untuk ketua dari ketiga UKM
itu. Masing-masing satu surat. Entah isinya apa aku juga tak tahu.
Sampai sekitar jam sembilan lebih, ketiga sekre yang ada
di Porsima lantai atas masih kosong. Akhirnya kuputuskan untuk menghubungi pak
ketua SIM kalau ada surat untuk beliau dan minta tolong untuk diinfokan ke
ketua BEM juga DEMA. Surat pun aku masukkan ke kotak surat SIM.
Aku pun segera membereskan karya ilmiah yang sudah ku
acak-acak. Ku bawa beberapa karya yang menurutku menarik. Ini bukan kasus
pencurian lho ya, sebelumnya aku sudah izin dengan mbak Yunita kalau aku pinjam
karya tulis yang ada aula Porsima.
Kembali ke gedung UPTP2B untuk mengambil bahan ajar.
Ternyata bahan ajar berupa buku dengan sampul merah bertuliskan EAP. Oke, tugas
selesai saatnya pulang.
Sekitar pukul sepuluh aku keluar dari gerbang kos. Semua
oke, ransel, sepatu, jaket, helm, masker, sarung tangan, sim plus STNK, mantol,
dan bensin full. Bismillah...
Langit tak begitu cerah hari ini. Matahari tak tampak
karena tertutup awan. Kemungkinan hari ini akan hujan lagi. Maklum musim hujan,
jadi hampir tiap hari hujan. Meskipun mendung, tapi tak menyurutkan aktivitas
masyarakat pada umumnya. Buktinya jalan-jalan ramai bahkan macet di beberapa
tempat.
Sekitar satu jam akhirnya aku memasuki gapura bertuliskan
“Selamat datang di Wonogiri”. Rasanya
begitu melegakan sampai di Wonogiri. Pemandangan yang khas Wonogiri.
Gunung Gandul tampak gagah di ujung sana. Tapi ini baru setengah perjalanan.
Untuk dapat sampai ke rumah masih sekitar satu jam lagi. Hehe,,,
Aneh ya, namanya Gunung Gandul. Kata Gandul berarti
menggantung. Masa’ iya gunung menggantung? Aku juga tak tahu kenapa namanya
Gunung Gandul. Itu Gunung bukan seperti Gunung Lawu yang suasananya dingin,
sering hujan, tanahnya gembur, ada air terjun, dll. Tapi ini gunung Kapur yang
panas di puncaknya, vegetasi yang ada khas, begitu juga dengan hewan yang ada.
Hewan khas yang sering ditemui yaitu monyet atau kera. Pernah waktu itu aku dan
Upik, serta tiga orang teman kami mengisi liburan dengan naik Gunung Gandul
sampai puncak. Ini bisa jadi rekomendasi teman- teman yang bingung mengisi
waktu libur. Boleh mencoba naik ke puncak Gunung Gandul. Suer....pemandangannya
bagus banget. Wilayah Wonogiri yang begitu luas. Tak ada batas lagi antara kami
dengan langit. Memandang keatas, langit terasa lebih dekat. Mantap lah. Kami
duduk diatas batu yang sangat besar. Tapi agak ngeri juga. Kalau jatuh ke
bawah, hmmmm...inikan gunung Kapur, otomatis isinya batuan.
Oke, konsentrasi dengan motor yang kukendarai dan jalan
yang kulalui. Angin yang berhembus dan mendung yang semakin tebal semakin
menandakan kalau sebentar lagi akan turun hujan. Benar saja, tetes air mulai
terasa. Aku putuskan untuk berhenti di salah satu mini market yang ada di sana.
Istirahat sejenak sambil menikmati minuman yang kubeli di mini market itu.
Tetes hujan beranjak menjadi gerimis. Ya sudah, mending pakai mantol sekalian
saja.
Benar saja, makin lama hujan makin deras.
Bbrrrr...dingin. Perjalanan harus
dilanjutkan. Jalanan menjadi licin membuatku harus lebih berhati-hati. Apalagi
sempat berpapasan dengan sebuah truk yang kebetulan ada air menggenang di jalan
itu. Pas bagetlah, srooot.... (bisa dibayangin sendiri kan?).
Yah begitulah hari itu akhirnya berhasil menuju home
sweet home. Sekitar pukul 12.10 sampai
juga. Alhamdulillah, I’m home. Happy
Holiday all. J
Komentar
Posting Komentar