Langsung ke konten utama

Amor Fati by Rando Kim

Halo para pembaca semuanya, 

Kali ini saya akan bercerita tentang buku favorit yang baru saja selesai saya baca, judulnya "Amor Fati" karya Rando Kim, seorang Professor di Seoul National University. Kenapa sih sampe harus ditulis di blog ini? Ya karena saya rasa ada banyak pelajaran yang bisa di petik dan buku ini sangat recommended buat temen-temen yang sedang dalam tahap "adulting" atau menjadi dewasa. 

Waktu itu pas jalan-jalan ke Gramedia Solo, entah gimana random banget mata ini tertuju pada buku Amor Fati. Dari judulnya udah menarik nih, soalnya di covernya ada tulisan -cintai takdirmu-. Weits, bahas-bahas takdir nih. Langsung aja random buka salah satu halaman buku itu. Eh, pas banget di halaman yang topiknya tentang kapan menikah. Eaaa....
Langsunglah buka-buka halaman yang lain kok sepertinya menarik nih buku. Ya udah langsung masuk keranjang lalu bayar. 

Buku itu akhirnya saya bawa ke Korea dan baru saya baca beberapa minggu kemudian. Benar saja, buku ini memang keren. Buku ini berisi kumpulan esai yang terbagi menjadi lima bab. Setiap esai punya satu kesatuan cerita yang utuh. Antara satu esai dengan esai yang lain memang kadang nggak ada kaitannya secara langsung, tapi masih satu topik besar. 

Bagi saya pribadi, beberapa esai di buku ini 'sangat aku banget' atau 'aku pernah diposisi itu' atau ada juga beberapa poin yang 'menampar'. Ada banyak hal yang bisa dipetik dari buku itu. Berikut ini beberapa poin yang saya rasa sangat mengena:

1. Cerita tentang mojuk. Kegagalan demi kegagalan yang melanda seseorang bukan berarti memang orang itu benar-benar gagal. Pada posisi inilah kita harus bertahan dan terus berjuang hingga 'timing' yang pas itu datang. Ibarat mojuk, sebuah pohon bambu yang pada awalnya tampak tak tumbuh, tapi sebenarnya itu tengah mempersiapkan diri mengokohkan akarnya. Pada saat yang tepat, ia akan tumbuh bertambah tinggi dengan sangat cepat hingga puluhan meter. 

2. Amor Fati. Diceritakan ada seorang pria yang ditimpa bencana atau kesulitan bertubi-tubi hingga akhirnya ia ingin bunuh diri. Kata-kata 'Amor Fati' pada awalnya memang sulit dipahami. 'Cintai takdirmu' memang mudah sekali diucapkan, tapi pada kenyataannya butuh pemahaman yang mendalam. Mencintai takdir bukan berarti kita pasrah dan tak berdaya. Sebaliknya, mencintai takdir berarti ada rasa penerimaan atas apa yang terjadi tapi diwaktu bersamaan juga terus membangun semangat untuk terus berjuang demi keadaan yang lebih baik. 

3. Hidupmu bernilai. Kadang kita merasa diri kita ini tidak ada nilainya sama sekali. Tapi sebenarnya setiap orang itu bernilai besar. Hal yang membuat km bernilai adalah ketika kamu bisa mencintai dan dicintai, ketika kamu bisa melaksanakan tugas membantu orang lain, dan ketika kamu membuat dunia menjadi lebih baik. Poin terakhir mengingatkan saya sosok Iman Usman yang dalam bukunya ia menceritakan bahwa ia ingin meninggalkan dunia ini dalam keadaan yang jauh lebih baik dari pada saat ia datang. :)

4. Merapikan sepatu. Salah satu kiat sukses adalah merapikan sepatu. Bagaimana bisa? Ya kalau dipikir-pikir benar adanya. Kedisiplinan dimulai dari hal-hal kecil hingga akhirnya menjadi kebiasaan dan nilai dalam diri. Dari cerita ini saya mulai mengerti kenapa sewaktu kecil dibiasakan merapikan tempat tidur, merapikan kamar. Eh ternyata ini sangat bermanfaat dan bersih-bersih jadi kebiasaan hingga sekarang. ^^

5. Pernikahan. Nah di bab ini emang cocok bagi teman-teman usia 25 an ke atas. Hahaha.. di bab ini pembaca akan diajak berdiskusi tentang pernikahan dengan kepala dingin. Mulai dari alasan menikah, kapan menikah, dengan sosok seperti apa, hingga kehidupan setelah menikah dan bagaimana hidup berkeluarga. Topik yang krusial ini dibahas dengan cara yang santai tapi sangat meresap ke dalam relung hati. Eaaa... 

6. Berbaik hati pada diri sendiri. Kadang kita terlalu memaksakan sesuatu yang keras pada diri sendiri. Di akhir salah satu esainya, Rando Kim menuliskan bahwa menjadi dewasa adalah melepaskan diri dari obsesi harus menjadi hebat. Kadang kita selalu ingin hebat dan sempurna dalam segala hal, tapi ada kalanya kita harus akui dan sadar bahwa kadang tidak bisa selalu seperti itu. Hiduplah sebagai amatir dan nikmati proses pembelajarannya. Berbaik hati pada diri sendiri dengan berlaku sebagai seorang amatir yang terus belajar, justru akan membuat kita lebih baik.

7. Jam kehidupan. Rasanya ini bagian yang paling menohok dan mengingatkan bahwa hidup itu hanya sementara. Jika usia rata-rata manusia adalah 80 tahun dan mengibaratkannya seperti satu hari atau 24 jam, maka orang usia 40 tahun seperti pukul 12 siang. Huhuhu...membayangkannya dan menghitungnya saja sudah membuat saya ngeri. Betapa waktu itu sangat berharga. Tapi intinya, dalam bab ini penulis ingin berpesan bahwa berapapun usiamu saat ini dan apapun impianmu, kamu bisa memulai hal yang baru selama hidup. Selama masih ada waktu, kenapa tidak?

Yap, itulah beberapa poin yang menurut POV saya sangat keren. Sebenarnya masih banyak lagi hal-hal yang bisa diceritakan dari buku ini. Tapi dari pada kebanyakan spoiler, mending langsung aja baca bukunya. Iya kan? ^^

*Dear Professor Rando Kim, 
I would like to say thank you very much for your amazing stories that you packed into a beautiful book called Amor Fati. I hope you always healthy and happy. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bis...

Merawat luka 💔

Hai semua! Pernah ga sih kalian merasa sad, heartbreak, disappointed, atau perasaan yang senada? If yes, kamu nggak sendirian. Seriously! Sebagai manusia normal yang punya perasaan, tentu pernah dong. Apalagi buat teman-teman yang punya hati sangat lembut atau perasa, maka perasaan-perasaan itu terasa lebih vivid. It is okay not to be okay, you can be sad, heartbreak, and disappointed. Nah tapi yang perlu digaris bawahi di sini adalah, how to navigate those feelings? Gimana cara merawat hati yang terluka? Kali ini aku akan berbagi sedikit tentang bagaimana aku berdamai dengan luka tersebut dan bagaimana aku berjuang untuk sembuh. Yang namanya luka, sakit, ya berarti butuh obat. It might take some times, but that's fine. Kita bisa ambil baby steps, dikit-dikit aja asal progress. Semua demi kesehatan jiwa dan raga. Bukan begitu? Beberapa poin ini bisa teman-teman coba, bagitu juga ini jadi reminder buat aku pribadi. Simak ya: 1. Take a break to breath Yes! Bernapas. Kalau lagi kena a...

Assalamualaikum Lappeenranta!

Halo-halo... Setelah beberapa bulan off dari blog akhirnya balik lagi. Dalam beberapa bulan terakhir emang lagi sibuk-sibuknya urus ini itu dan segala perintilan persiapan studi lanjut di Finlandia. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya dari Indonesia ke kota Lappeenranta di Finlandia tempat saya akan belajar dalam beberapa tahun ke depan. Setelah resign dari kantor di Bali, akhirnya saya pulang ke rumah orang tua. Sekitar tiga minggu akhirnya waktu itu saya gunakan untuk berkunjung ke beberapa lokasi sekitar Wonogiri, termasuk Solo, Sragen, dan tentu saja Jogja. Tidak hanya sekedar plesir, tapi saya benar-benar berusaha menggunakan waktu yang saya miliki untuk bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Ditambah lagi senang sekali bisa bersilaturahmi ke kampus tercinta. Setiap sebelum pergi studi lanjut, saya selalu re-charge kembali ke kampus saat S1 demi mendengarkan wejangan ataupun cerita-cerita seru dari dosen-dosen di Pendidikan Fisika.  Waktu yang dinanti ti...