Langsung ke konten utama

Pendakian di Musim Gugur 2019 (Geumosan, again)

Hai pembaca yang masih setia untuk kesekian kali... :')

Akhir pekan ini, 26 Oktober 2019 alhamdulillah berkesempatan lagi untuk mendaki Geumosan. Meski timnya agak beda dari tahun lalu, tapi rasanya semangatnya masih sama, kompaknya sama, dan serunya juga sama. Tim pendakian kali ini terdiri dari 9 orang dari Kumoh National Institute of Technology dan satu teman dari Yeungnam University. 

Pagi pukul 9, kami berkumpul di stasiun Gumi sekaligus menjemput mas Ayman dari Yeungnam. Setelah itu kami bergegas menuju titik awal pendakian yaitu di Geumoland dengan naik taksi. Tak sampai sepuluh menit, kami sampai di titik awal pendakian. Awal perjalanan, beberapa dari kami agak ragu untuk sampai puncak, sehingga target awal kami adalah sampai ke air terjun. Kami yang awal saja sudah ngos-ngosan (maklum, cuma rajin olahraga jari ^^) rasanya seperti mendapat suntikan semangat ketika melihat rombongan anak-anak SD yang juga mendaki sampai air terjun. 

Pemberhentian pertama kami yaitu di temple dekat air terjun. Sekaligus rehat sejenak, kami mengambil beberapa foto. Ditempat ini memang terbuka untuk umum, tetapi harus diingat bahwa ini tempat ibadah, sehingga kami tetap harus tenang dan tidak gaduh. Selesai mengambil gambar, kami lanjut ke air terjun.

Yeeeyyy...target air terjun terlampaui. Snack yang kami bawa segera kami nikmati bersama. Kami pun tak lupa mengabadikan keindahan alam Gumi yang menjadi spot utama dari kota Gumi. Beberapa dari kami melanjutkan untuk mengeksplor Cave yang ada di dekat air terjun, tetapi beberapa dari kami lebih memilih untuk istirahat di air terjun. Hampir satu jam, akhirnya kami kembali melanjutkan perjalanan. Bukan untuk kembali turun, tetapi akhirnya kami sepakat untuk melanjutkan ke puncak. 

Perjalanan memang tak mulus. Ratusan anak tangga yang kami lalui cukup menguras tenaga, sehingga ritme perjalanan kami memang tak secepat pendaki pro. Kami kembali beristirahat di puncak bayangan sekaligus berfoto-foto ria. Hahhahah...

Lanjut lagi, kali ini medan semakin sulit. Jalan setapak yang sempit, jalan yang licin karena tumpukan daun gugur yang kering, sekaligus bebatuan yang sedikit tajam memang menjadi tantangan tersendiri. Sepatu yang nyaman dan fisik yang kuat memang diperlukan, plus niat kuat hingga puncak. Beberapa kali kami berhenti untuk beristirahat, tetapi semangat untuk sampai puncak tetap membara.
Alhamdulillah di tengah hari kami hampir mencapai titik puncak. Sebelum mencapai titik puncak, kami beristirahat sejenak untuk shalat dan mengisi pasokan air minum. Setelah itu perjalanan kami lanjutkan sampai puncak.

Yeeeeyyyy....Ada rasa bangga yang tak terdeskripsikan ketika sampai puncak. Rasanya senang sekali. Seketika rasa lelah hilang dan ada rasa puas. Kami pun beristirahat makan siang. Menu makan siang kami yaitu kimbab dan bakwan yang memang sudah kami siapkan di hari Jumat malam. Nikmat rasanya bisa makan sembari menikmati pemandangan alam dari puncak. Alhamdulillah...
Eits...tak lupa kami mengambil gambar sebanyak-banyaknya. Hahahahha...

Puas di puncak, kami turun ke Temple yang letaknya memang tak jauh dari puncak. Di dekat temple ini ada lonceng yang memang sangat ikonik karena letaknya agak jauh dari Temple tetapi terhubung dengan jembatan kayu. Pemandangan alam dari temple inipun juga sangat cantik. 

Hari semakin sore dan kami harus segera turun, apalagi mas Ayman sudah memesan tiket untuk kereta pukul 5.45 sore. Kamipun bergegas turun cepat. Tempo berjalan kali ini lebih cepat dari pada saat mendaki. Selain memang jalannya yang menurun, kami juga harus berjalan lebih cepat demi sampai tepat waktu.

Alhamdulillah, kami sampai di air terjun lebih cepat dari perkiraan kami. Karena memang sudah lelah dan ingin lebih cepat sampai ke titik start pendakian, maka kami memilih untuk naik cable car. Yap, tempat ini memang punya fasilitas cable car dari titik awal pendakian hingga air terjun. Hanya dengan 5000 won, kami bisa menikmati cable car. Pemandangan dari cable car pun juga tak kalah menarik, sehingga beberapa dari kami mengabadikan dalam bentuk foto maupun video.

Hampir pukul 5 sore, kami sampai di titik awal pendakian. Kami pun berpisah. :(
Yap, over all, pendakian musim gugur kali ini sangat menyenangkan. Pemandangan musim gugur memang selalu cantik. Kombinasi warna kuning, merah, oranye, dan hijau menjadi pemandangan khas yang tak bisa ditemukan di musim lain. Selain itu, tim pendakian yang asik juga menjadi memori yang apik untuk dikenang.

So, next year, ke Geumosan lagi nggak ya? ^^

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Finally, LUT chose me🚀

Hai hai... Tak terasa saya sudah tinggal sekitar enam bulan di Bali. Tentu saja ini hal yang saya sangat syukuri, punya kesempatan tinggal di salah satu destinasi wisata impian sejuta umat. Sunset di pantai Bali memang sungguh cantik. Ditambah lagi dengan debur ombak yang cukup kuat di daerah pesisir barat memang jadi daya tarik bagi para surfer.  Well, I want to share some great news! Finally, I am accepted at Lappeenranta-Lahti University of Technology (LUT) Finland! Yey!!!😍 Sebenarnya penguman penerimaan ini sudah saya terima sejak sebulan lalu. Perjalanan menemukan tempat belajar memang tidak mudah. Apalagi sebelumnya saya juga masih galau memikirkan apa yang saya suka, apa yang saya inginkan, dan akan seperti apa di masa depan. Setelah bekerja beberapa bulan di manufaktur, saya merasakan sedikit monoton. Meskipun ada tantangan-tantangan baru yang dihadapi baik dengan pekerjaan itu sendiri dan orang-orang sekitar, tapi ada satu hal yang sepertinya terasa beda. Kebahagiaan yang say

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bisa li

Assalamualaikum Lappeenranta!

Halo-halo... Setelah beberapa bulan off dari blog akhirnya balik lagi. Dalam beberapa bulan terakhir emang lagi sibuk-sibuknya urus ini itu dan segala perintilan persiapan studi lanjut di Finlandia. Kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya dari Indonesia ke kota Lappeenranta di Finlandia tempat saya akan belajar dalam beberapa tahun ke depan. Setelah resign dari kantor di Bali, akhirnya saya pulang ke rumah orang tua. Sekitar tiga minggu akhirnya waktu itu saya gunakan untuk berkunjung ke beberapa lokasi sekitar Wonogiri, termasuk Solo, Sragen, dan tentu saja Jogja. Tidak hanya sekedar plesir, tapi saya benar-benar berusaha menggunakan waktu yang saya miliki untuk bersama dengan keluarga dan teman-teman terdekat. Ditambah lagi senang sekali bisa bersilaturahmi ke kampus tercinta. Setiap sebelum pergi studi lanjut, saya selalu re-charge kembali ke kampus saat S1 demi mendengarkan wejangan ataupun cerita-cerita seru dari dosen-dosen di Pendidikan Fisika.  Waktu yang dinanti tiba.