Hai hai...
Tak terasa saya sudah tinggal sekitar enam bulan di Bali. Tentu saja ini hal yang saya sangat syukuri, punya kesempatan tinggal di salah satu destinasi wisata impian sejuta umat. Sunset di pantai Bali memang sungguh cantik. Ditambah lagi dengan debur ombak yang cukup kuat di daerah pesisir barat memang jadi daya tarik bagi para surfer.
Oke, sepertinya mimpi untuk jadi akademisi itu tetap hidup jauh disana meskipun tahun-tahun lalu sempat terbunuh. Menariknya, ternyata ia tidak mati. Mungkin semacam terluka parah, babak belur hingga butuh istirahat lumayan panjang. Ia pingsan, tapi akhirnya dia kembali membuka mata dan bangkit. Begitu Tuhan memberikan jalan, maka ia mulai bergerak aktif lagi.
Kesempatan lanjut studi doktoral ini dimulai dengan secara tak sengaja menemukan lowongan PhD di researchgate sekitar seminggu sebelum deadline. Entah bagaimana saya seperti mendapatkan kekuatan untuk menyelesaikan semua persyaratan dalam waktu singkat mulai dari membuat CV, motivation letter, dan juga mempersiapkan dokumen-dokumen akademik. Padahal waktu itu kerjaan di kantor lumayan padat dan melelahkan, tapi entah kenapa akhirnya raga ini masih kuat diajak untuk buka laptop dan mengerjakan persyaratan-persyaratan itu.
Lanjut setelah submission, saya mendapat panggilan interview online dengan metode video. Calon supervisor sudah menyiapkan beberapa pertanyaan yang harus dijawab dan saya wajib memberikan jawaban melalui video. Sempat saya diamkan beberapa hari karena memang lelah sekali kalau mempersiapkan di hari biasa, maka saya tunda sampai akhir pekan. Syukurlah, semuanya lancar dan berhasil di submit.
Setelah menunggu beberapa waktu, akhirnya sebuah email dari supervisor masuk! Saya berhak mengikuti seleksi selanjutnya yaitu interview lanjut secara langsung melalui zoom. Persiapannya juga cukup singkat, hanya dua hari. Ditambah lagi, entah gimana ceritanya sehari sebelum interview, laptop saya justru terkunci karena saya lupa passwordπ. Syukurah teman saya yang bernama Gita sangat suportif dengan semangat meminjamkan laptopnya untuk saya gunakan interview. Bahkan Gita menemani saya persiapan hingga interview selesai. Thank you Gita πAlhamdulillah semua lancar, meski agak-agak grogi juga diinterview langsung oleh tiga professor.
Lagi-lagi menunggu beberapa hari, kabar baik datang! They invited me to come and work with them!π I am so grateful!
Bukan akhir, tapi ini justru titik mulai. Dalam waktu singkat saya harus segera membuat research plan dan mengirimkan dokumen-dokumen lain. Seminggu setelah meeting dengan supervisor, saya draft research plan selesai. Setelah beberapa minor revision dari supervisor dan akademik kampus, akhirnya research plan saya diterima oleh pihak kampus. Syukurlah, pihak kampus sewaktu saya sekolah master juga membantu mengirimkan copy ijazah dan transkrip langsung ke LUT. Plus, kampus ini juga tidak mensyaratkan TOEFL iBT ataupun IELTS yang selama ini cukup menjadi momok bagi saya karena tesnya mahal sekali π. Alhamdulillah, akhirnya diawal Mei, I have been granted a doctoral study right at the School of Energy System LUT. π
Gerbang meraih mimpi mulai terbuka. Bismillah, semoga selalu diberi kemudahan kedepannya. Terimakasih telah membaca secuil perjalan saya. See you ^^
Komentar
Posting Komentar