Langsung ke konten utama

Menerima dan pasrah

Hi March,

Udah lama banget engga nulis sedari Januari lalu. Many things happened out of my control and quite overwhelming. Tapi kejadian-kejadian itu emang buat aku belajar banyak hal, yang sebenernya engga pernah diajarin secara teori di kelas. 

Oke, sesuai judulnya, menerima atau pasrah. You guys maybe knows kalau aku di sini ambil integrated program, yang berarti master sekalian PhD dalam satu program. Kira-kira akan memakan waktu 5-6 tahun bergantung pada supervisor kapan udah ngebolehin lulus. Semester ini adalah semester ke-7, yang berarti aku udah masuk tahun ke-4. But, I have made a big big big big big decision. I quit from this integrated program and this semester is my last semester to get master degree. 

"What? Seriusan? Kenapa? Kan udah tiga tahun lebih, kenapa nggak dilanjutin? Apa nggak sayang tuh? Wih, buat master ngabisin 3,5 tahun dong!"

Yah...begitu kira-kira nada yang bakal aku denger. Buat temen-temen yang ngikutin blog ini karena pengen kuliah lanjut di Korea, I am sorry if I let you down, I am disappointing. But again, ini sebenernya keputusan yang sangat sangat sangat berat. Aku udah memikirkan ini dari lama sebenernya dan akhirnya bulan lalu aku mantap ambil keputusan untuk quit. Ada banyak hal yang out of my control terjadi berkali-kali dari tahun lalu. Awalnya aku pikir aku bisa bertahan dan coping those all stress, problems, etc. Emang, semua yang terjadi itu bakal bikin aku lebih kuat dan lebih baik. Tapi, ketika hal-hal tersebut justru kill you from the inside, ya berarti itu sinyal yang cukup kuat untuk berhenti. I have to move.

Bulan lalu ketika aku mantep dengan keputusan itu, ada perasaan cukup lega. Tapi, aku sendiri juga butuh waktu untuk "menerima" kenyataan. Rasa penerimaan atas apa yang terjadi itu engga mudah lho. Butuh mindfullness and time. Awalnya aku sangat-sangat merahasiakan hal ini, hanya teman-teman terdekat yang tau. Ada rasa takut yang luar biasa akan mengecewakan banyak orang, termasuk orang tua, orang-orang terdekat, atau bahkan orang-orang lain yang hanya tau aku dari media sosial. Setelah dipikir-pikir, lebih banyak ngobrol dengan diri sendiri, meditasi, dan tentu berdoa kepada Tuhan, aku mulai bisa bener-bener "menerima" kenyataan. Pada akhirnya, kita sebagai manusia emang cuma bisa berencana sebaik mungkin, melakukan yang terbaik, tapi, apa-apa yang terjadipun juga atas kehendak-Nya. Aku meyakini bahwa Tuhan punya rencana lain yang bisa jadi lebih baik menurut-Nya untukku. Kalau ini memang jalanku, ya aku "menerima" dengan ikhlas. 

Lantas, setelah "menerima", apakah aku "pasrah" begitu saja?

Eits, ada hal yang perlu digaris bawahi di sini. Pasrah bukan berarti "menyerah" lalu nggak ngapa-ngapain sambil nunggu takdir Tuhan. Dalam hal ini aku lebih memaknai pasrah dengan kembali bangkit dengan membuat rencana-rencana baru dan menghidupi rencana-rencana tersebut dengan bertindak sungguh-sungguh lalu "menyerah" kan semuanya ke Tuhan. Ya memang, sebagai manusia emang harus "pasrah" sama Tuhan, tapi ya nggak dengan diam aja dong. Toh Tuhan juga sudah menjanjikan bahwa ada takdir-takdir yang bisa diubah kalau manusianya berusaha. Nah poin itu yang benar-benar kuyakini. Setelah menerima kenyataan bahwa ini semester terakhirku, I have to get up. Aku mulai membuat rencana-rencana baru, membuat timeline, dan mulai mengerjakannya satu persatu. Aku tahu ini berat, tapi kan life must go on. Kalau nggak segera sadar dan bergerak, waktu akan habis sia-sia. 

Dalam masa-masa sulit ini, aku belajar untuk benar-benar "menerima" dan "pasrah". Secara teori emang mudah, diucapkan juga mudah. Kenyataannya, praktik untuk memaknai kedua kata itu super-super-super berat. Alhamdulillah, aku diberi kesempatan untuk belajar dua hal tersebut. Terimakasih juga kepada orang-orang terdekat yang selalu memberi support tanpa henti.

Especially to myself: "I am proud of you, you are precious, you are brave enough, you deserve to be happy, and I love you💕."

Bonus my painting:



Komentar

  1. Mbak Afi!!! YES, YOU'RE SO PRECIOUS AND I'M SUPER DUPER PROUD OF YOU!! Everything will be okay if you are happy and bakal ada banyak banget yang bisa dilakukan and I believe you will do much more better!! I'm behind your back :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you so much for your support sis. Bismillah, there will be a better days ahead. <3

      Hapus
  2. Big decision usually comes with big opportunity. Big opportunity awaits, Fi :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Many thanks bro... I believe that too :)

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Europe trip 2023

Hi! Udah lama banget engga nulis di blog. Entah sebenernya ini blog ada yang baca atau engga, tapi biarlah jadi memori suatu hari nanti mungkin bisa jadi semacem buku digital. Keputusan buat europe trip tahun ini memang sebenarnya sedikit mendadak. Tetiba temen sekantor menginspirasi buat solo trip sebelum visa pertama habis. Jadilah liat-liat negara mana aja yang mungkin bisa didatangi sesuai budget dan akhirnya pilih Austria, Slovakia, Hungaria, Ceko, dan Polandia. Rentang waktunya adalah sepuluh hari, pas banget dimulainya dari mid-summer sampai sebelum summer course dimulai. Buat rutenya, aku dibantu planning sama pak Ali, tetangga rumah yang udah keliling banyak negara di Eropa.  Selama trip sepuluh hari, aku cuma nyiapin beberapa baju yang nantinya bisa dilaundry dengan cepat, jadinya cuma satu backpack. Tapi, backpack yang aku beli ini menurutku lumayan unik karena selain muat banyak, dalemnya mirip kayak koper, dan super light. Buat temen-temen yang mau backpack mungkin bis...

Rovaniemi Trip

Hi, winter is coming!!! Here in Lappeenranta is super cold already, even since yesterday the snow keeps coming.  Okay, kali ini saya mau berbagi soal pengalaman liburan ke Rovaniemi, Lapland.  Liburan kali ini bisa dibilang bukan liburan yang sebenarnya, ya karena emang cuma ambil waktu pas weekend yang super mepet. Kalau ditanya kenapa masih maksain pergi kesana, ya karena mumpung ada temennya. Hahahaha... Perjalan dari Lappeenranta ke Rovaniemi cukup jauh dan lama. Butuh lebih dari 12 jam untuk sampai ke sana dengan naik kereta. Saya pergi dari Lappeenranta hari Jumat sore dan sampai di Rovaniemi keesokan harinya. Tujuan utama ke Rovaniemi yaitu ke Santa Claus Village. Yey!! Saya bersama enam orang lainnya berkeliling di desa Santa Claus selama sehari penuh. Dari pagi kami sekitar setengah sepuluh, kami sudah mulai mengeksplor tempat-tempat yang super cantik dan instagramable. Ada banyak hiburan yang ditawarkan di tempat ini, mulai dari aneka souvenir shops, santa claus post...

Tinggal di asrama bareng warga asing, why not?

Hai hai... Udah nggak kerasa dua tahunan ini saya menjadi warga dormitory alias asrama. Dalam kurun waktu tersebut, rasanya udah nggak keitung berapa kali pindah kamar. Memang, pihak asrama meroling atau mewajibkan pindah kamar setiap satu semester sekitar dua sampai 3 kali. Hm, ribet juga sih sebenernya pindah-pindah terus, tapi ada sisi postifnya juga. Setiap kali pindah, kamar akan dibersihkan, jadi bisa dibilang kamar nggak bakal kotor parah atau sampai jadi mirip kandang ayam. Hihihi... Oke, saya mulai cerita dari kondisi dormnya dulu. Ada dua pilihan, satu kamar dua orang atau satu kamar empat orang. Saya pribadi tinggal di dorm yang sekamar empat orang. Selain lebih murah, bangunannya juga paling dekat dengan lab. Ukuran kamarnya nggak terlalu besar sih, cuma ya cukup lah buat empat orang. Setiap orang dapat fasilitas kasur (bunk bed), meja belajar beserta kursinya, lemari, baju, dan lemari sepatu. Di setiap kamar ada kamar mandi juga, jadi lumayan oke lah dari segi fas...