Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2020

Ramadan Memories

Sekitar tahun 2000 atau 2001(?)  Aku masih duduk di bangku SD entah kelas 1 atau kelas 2, tak ingat tepatnya tapi yang jelas saat itu aku masih tinggal di rumah nenekku di Balepanjang. Kala itu aku sangat bersemangat menjalani hari-hari di bulan Ramadan. Pagi setelah sahur, kami pergi ke masjid untuk salat subuh, lalu mendengarkan ceramah pagi. Siang hari sepulang sekolah tak lupa ku tidur siang. Nenek bilang supaya kuat puasanya. Sore hari saat ada abang-abang siomay lewat, kuminta uang jajan lalu ku beli beberapa gelinding siomay abang itu. Kusimpan baik-baik hingga adzan maghrib tiba. Selepas berbuka puasa, kami ke masjid untuk tarawih. Setelah tarawih, kami tak langsung pulang, tapi kami berlanjut ke acara tadarus. Untuk jamaah perempuan, kami terbagi menjadi beberapa kelompok. Ada kelompok anak-anak, pemuda, dan dewasa. Kami mengaji Quran beberapa waktu. Kadang, ada satu atau dua orang yang membawakan snack ke masjid untuk di santap jamaah yang tadarus. Salah satu menu yang p

I want to die but I want to eat tteokpokki by Baek Se Hee

Hai semuanya, semoga sehat selalu ya ditengah pandemi COVID-19 ini. :) Kali ini saya bakal cerita soal buku yang baru aja selesai saya baca, judulnya I want to die but I want to eat tteokpokki karya Baek Se Hee. Dari judulnya sih ini super duper menarik . Pengen mati, tapi kok malah pengen makan tteokpokki? Apa hubungannya coba ? Hm ... (tteokpokki = kue beras dengan saus pedas manis, jajan pasar asli Korea). Beberapa minggu lalu, saya dan kak Alif lagi ngobrolin buku-buku bacaan favorit. Entah gimana akhirnya, kak Alif nyebutin itu buku. Nah, judulnya udah bikin penasaran banget, terus ya udah besok paginya langsung cari review buku itu dan sepertinya emang worth buat dibaca. Tanpa pikir panjang, akhirnya saya nitip buku ke salah satu junior yang mau ke Korea. Jadi buku tersebut berasal dari Korea, lalu diterjemah ke bahasa Indonesia, di jual di Indonesia, tapi endingnya dibawa dan dibaca di Korea. Wkwkwkwk ... Buku ini termasuk best seller di Korea. Kok bis

Tinggal di asrama bareng warga asing, why not?

Hai hai... Udah nggak kerasa dua tahunan ini saya menjadi warga dormitory alias asrama. Dalam kurun waktu tersebut, rasanya udah nggak keitung berapa kali pindah kamar. Memang, pihak asrama meroling atau mewajibkan pindah kamar setiap satu semester sekitar dua sampai 3 kali. Hm, ribet juga sih sebenernya pindah-pindah terus, tapi ada sisi postifnya juga. Setiap kali pindah, kamar akan dibersihkan, jadi bisa dibilang kamar nggak bakal kotor parah atau sampai jadi mirip kandang ayam. Hihihi... Oke, saya mulai cerita dari kondisi dormnya dulu. Ada dua pilihan, satu kamar dua orang atau satu kamar empat orang. Saya pribadi tinggal di dorm yang sekamar empat orang. Selain lebih murah, bangunannya juga paling dekat dengan lab. Ukuran kamarnya nggak terlalu besar sih, cuma ya cukup lah buat empat orang. Setiap orang dapat fasilitas kasur (bunk bed), meja belajar beserta kursinya, lemari, baju, dan lemari sepatu. Di setiap kamar ada kamar mandi juga, jadi lumayan oke lah dari segi fas